4893 x Dilihat
TINJAU PELABUHAN KALIBARU, WAMENHUB OPTIMIS PEMBANGUNAN AKAN BERJALAN LANCAR
(Jakarta, 19/4/2011) Pembangunan terminal peti kemas Kalibaru merupakan upaya yang tengah digiatkan pemerintah untuk mengembangkan Pelabuhan Tanjung Priok yang semakin padat menerima kedatangan kapal layanan bongkar muat peti kemas. Jika tidak dikembangkan pelabuhan di ibu kota negara itu, maka pada tahun 2014 dikhawatirkan akan terjadi stagnasi layanan kapal dan peti kemas. Rencana Pembangunan Pelabuhan Kalibaru ini pun sudah banyak diberitakan oleh Media.
Oleh karena itu, Wakil Menteri Perhubungan, (Wamenhub) Bambang Susantono, melakukan kunjungan langsung ke kawasan Kalibaru tersebut agar dapat mengetahui kondisi di lapangan secara nyata.
Dengan menggunakan Kapal Patroli milik KPLP KN 348, melalui dermaga Pangkalan Penjagaan Laut dan Pantai (PLP), Jl. Kali Japat, Ancol, Jakarta Utara,Wamenhub melihat kondisi pelabuhan Kalibaru melalui kapal tersebut. Dalam tinjauan ini, Wamenhub didampingi Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Yudustra, Kepala Kantor Syahbandar Tanjung Priok Susetyo W. Hadi dan Kepala PLP Tanjung Priok Nafri.
Dalam perjalannanya, Wamenhub serius memerhatikan peta lokasi pembangunan terminal peti kemas ke arah perairan Pelabuhan Kalibaru.
”Kalau melihat langsung seperti ini, kita jadi mengetahui persis keadaan lokasi yang akan berlangsung pembangunan terminal itu,” kata Wamenhub diatas kapal patroli KN 348 saat berada di perairan Pelabuhan Kalibaru, (18/4).
Perjalanan Wamenhub hari itu bukan saja dapat melihat langsung lokasi akan dibangunnya terminal petikemas, tetapi juga melihat bagaimana kepadatan kapal-kapal dan sibuknya kegiatan bogkar muat bermacam-macam barang di Pelabuhan Tanjung Priok, banyaknya bagan ikan di Pelabuhan Kalibaru dan Pelabuhan Marunda, serta pesatnya pembangunan apartemen di sekitar Pelabuhan Muara Baru dan Muara Angke.
”Banyak sekali ya bagan-bagan ikan, apakah tidak mengganggu kapal yang akan masuk pelabuhan,” ungkap Wamenhub ketika berada di perairan Kalibaru dan Marunda.
Mendapat pertanyaan itu Kepala PLP Tanjung Priok, Nafri menjawab posisi bagan bukan di alur pelayaran, kolam pelabuhan dan tempat labuh kapal sehingga tidak mengganggu, tetapi memang berisiko pada malam hari karena lampu-lampu bagan yang banyak bisa membingungkan kapal yang akan masuk pelabuhan.
”Posisi bagan tetap diawasi agar tidak dekat dengan alur pelayaran, jika mendekati alur akan ditertibkan,” ungkap mantan Kepala Bidang KPLP Pelabuhan Tanjung Priok yang kerap menertibkan bagan di perairan teluk Jakarta itu.
Usai tinjauan tersebut, Wamenhub mengatakan optimis pembangunan terminal peti kemas berjalan lancar. “Saat ini tim di Kementerian Perhubungan masih bekerja untuk mempersiapkan segala sesuatu menyangkut dokumen tender sampai penyempurnaan desain terminal dan akses jalannya yang menggunakan jembatan.
Dikatakan juga, tim pengkaji sedang memperhitungkan kemungkinan tender sekaligus tiga tahap pembangunan, sehingga pembangunan berjalan feasible,” ungkapnya.
Biaya pembangunan untuk tahap pertama yang semula membutuhkan dana sebesar Rp 8,8 triliun menjadi Rp 11 triliun karena adanya tambahan pembangunan jembatan. Untuk pembangunan tahap satu rencananya dilakukan tiga tahap akan dimulai tahun 2012 dan pada tahun 2014 sudah bisa beroperasi dengan luas lahan terminal 77 Ha. (AB)