5285 x Dilihat
SOAL KECELAKAAN KAPAL, KEMENHUB TAK INGIN SPEKULASI
(Jakarta, 5/10/2011)Terhadap kecelakaan yang menimpa KMP Marina Nusantara dan KM Kirana IX, Kementerian Perhubungan masih menunggu hasil investigasi yang tuntas dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Kepolisian maupun Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS).
‘’Kita tidak ingin terburu-buru menjatuhkan vonis dengan menyebutkan siapa yang bersalah dalam kecelakaan tersebut. Kita tidak ingin berspekulasi. Tim penyidik masih bekerja, kita beri kesempatan kepada mereka untuk menuntaskan penyidikannya, sesuai dengan fungsi dan kewenangannya masing-masing,’’ kata Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Leon Muhammad kepada wartawan di kantor Kementerian Perhubungan, Selasa (5/11).
Sebagaimana diketahui KMP Marina Nusantara milik PT Dharma Lautan Utama terbakar sekitar 1 km menjelang pelabuhan Trisakti, setelah bertabrakan dengan kapal tongkang pengangkut batubara, di Sungai Barito, Banjarmasin, Kalimantan Selatan 26 September 2011 lalu. Sebanyak 3 orang dikabarkan meninggal dunia dalam kejadian tersebut.
Dua hari berselang, KM Kirana IX juga mengalami musibah di Pelabuhan Gapura Surya, Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Saat kapal sedang mengalami proses embarkasi, sebuah truk pengangkut barang yang sudah berada di dalam kapal terbakar pada bagian kepalanya. Dalam peristiwa tersebut sebanyak 8 orang meninggal dunia.
Leon menjelaskan, sebenarnya begitu terjadi kebakaran pada truk, ABK dengan sigap melakukan pemadaman dengan alat yang tersedia. Nahkoda dari atas anjungan juga sudah mengumumkan kepada para penumpang untuk tetap tenang karena api sudah berhasil di padamkan.
Namun pada saat yang bersamaan, mobil pemadam kebakaran dan mobil ambulance dengan suaranya yang nyaring tiba di pelabuhan. Seketika itu juga kegaduhan kembali terjadi. Akibatnya penumpang berebut untuk keluar melalui pintu yang sempit. Bahkan ada yang nekad melompat dari atas kapal. Akibat peristiwa tersebut sebanyak 8 orang meninggal dunia. ‘’Mereka yang meninggal bukan sebagai akibat dari kebakaran melainkan karena terdorong, jatuh dan kemudian terinjak-injak. Sebagian besar yang meninggal dunia adalah wanita dan berusia lanjut,’’ jelas Leon.
Leon atas nama pimpinan Kementerian Perhubungan menyatakan duka cita dan berbelasungkawa atas peristiwa kecelakaan di Banjarmasin dan Surabaya.
Mengenai kecelakaan KMP Marina Nusantara, Leon menjelaskan, bahwa satu jam sebelum kecelakaan, dua orang nahkoda ini sudah saling berkomunikasi. Mereka sepakat untuk melakukan crossing pada titik yang ditentukan. Juga sudah disepakati bahwa mereka akan bertemu pada kiri dan kiri.
Namun kenyataannya pada saat proses crossing tersebut benturan tidak dapat dihindarkan.Kapal pengangkut batubara tidak bisa lebih ke kanan karena di situ ada tebing dan sungainya agak dangkal. Kalau dipaksakan akan kandas. Karena mengambil terlalu kiri, mengakibatkan serempetan dan berbenturan dengan KMP Marina Nusantara. Benturan tersebut menimbulkan percikan api dan kemudian membakar seluruh kapal.
Adapun mengenai kebakaran di KM Kirana IX, Leon yang langsung ke lokasi hanya selang beberapa jam setelah kejadian menjelaskan bahwa sumber api berasal dari kepala bagian truk pengangkut barang. Namun pihak penyidik Polwiltabes Surabaya berpendapat lain. Semuanya saat ini sedang dilakukan pendalaman.
Ditanya wartawan siapa yang bersalah dalam proses kecelakaan tersebut dan sangksi yang diberikan, Leon menjelaskan pihaknya masih menunggu hasil investigasi dari KNTK, Kepolisian, dan Penyidik PNS.
‘’Kementerian Perhubungan tidak ingin berspekulasi terhadap penyebab kebakaran. Kita serahkan saja kepada ahlinya, yaitu tim investigasi KNKT, forensik Kepolisian dan kita juga mempunyai penyidik PNS yang tidak kalah ahlinya. Jadi kita tunggu saja hasil penyidikannya bagaimana,’’ tegasnya. (PR)