4134 x Dilihat
THE RUSSIA SUBMITS BLACK BOX RESEARCH TO INDONESIA
(Jakarta, 16/05/2012) Kotak hitam (black box) Sukhoi Superjet 100 yang berisi Cockpit Voice Recorder (CVR) sudah berada di tangan Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT). Sementara itu Flight Data Recorder (FDR) masih dicari.
Karena FDR juga menjadi salah satu benda penting yang harus di temukan, Ketua Basarnas, Marsekal Madya Daryatmo telah memerintahkan kepada pengendali lapangan rescuer dari TNI/Polri dan Brimob untuk melanjutkan pencarian.
“Benda itu sangat penting untuk mengungkap sebab-sebab kecelakaan pesawat Sukhoi yang mengalami kecelakaan di Gunung Salak, Bogor. Meskipun sulit, kalau kemauan kita sangat keras, pasti ketemu. Makanya pencarian alat dan evakuasi korban akan tetap dilakukan,’’ kata Daryatmo di Jakarta, Rabu.
CVR dan FDR adalah satu kesatuan yang disebut kotak hitam.. Fungsi FDR adalah untuk membaca sensor pesawat, kecepatan, dan ketinggian pesawat. Sedangkan CVR yang telah ditemukan fungsinya merekam suara di kopkit. Terpisahnya antara CVR dan FDR, diduga karena dampak dari tabrakan pesawat yang cukup hebat.
Kotak hitam yang ditemukan oleh tim anggota Kopassus, Selasa malam diserahkan kepada Komandan Korem 061 Suryakendana Kolonel (Inf) AM Putranto, untuk selanjutnya diserahkan kepada Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Daryatmo. Rabu pagi kotak hitam diserahkan kepada Ketua KNKT Marsekal (Purn) Tatang Kurniadi untuk selanjutnya di bawa ke Laboratorium KNKT.
Dengan telah ditemukannya kotak hitam, maka KNKT akan mulai melakukan penelitian di laboratorium KNKT guna mengungkap sebab-sebab kecelakaan di Gunung Salak, Bogor.
Sementara itu pihak Rusia memastikan kotak hitam akan tetap diteliti di Indonesia dan siap memberikan bantuan bilamana pihak KNKT mengalami kendala, seperti misalnya bahasa yang digunakan dalam percakapan di kokpit. Informasi yang berkembang sebelumnya menyebutkan bahwa pihak Rusia bersikeras untuk membawa dan memeriksa kotak hitam itu di Rusia, negara asal pesawat Sukhoi di buat.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Alexander Ivanov yang mendatangi markas KNKT di Gedung KNKT, Jl Medan Merdeka Timur, Rabu siang memastikan bahwa kotak hitam berisi CVR pesawat Sukhoi Superjet 100 akan tetap diteliti di Indonesia. ‘’Kotak hitam itu akan tetap di sini, karena yang berwenang untuk menyelidiki isi percakapan kokpit adalah Indonesia,’’ jelas Ivanov.
Seperti yang dijanjikan saat melakukan jumpa pers bersama dengan Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Ivanov mengatakan, pihak Rusia hanya memberikan dukungan dan bantuan bilamana dibutuhkan.
Misalnya, bila dalam melakukan penelitian pihak KNKT mengalami kesulitan dalam menterjemahkan percakapan-percakapan yang menggunakan bahasa Rusia, pihaknya bersedia menyediakan penterjemah.
Bukti keseriusan pihak Rusia untuk membantu dalam mengungkapkan sebab-sebab kecelakaan pesawat SSJ-1000 adalah dengan segera mendatangkan alat khusus yang akan tiba di Jakarta, Kamis ini. Alat yang akan di kirim dari Rusia adalah rumah CVR yang berbentuk silinder atau selongsong yang berbungkus baja dan ada keramiknya.
Seperti disampaikan oleh, Prof Mardjono Siswosuwarno, Investigator in Charge (IIC) untuk kecelakaan Sukhoi Superjet 100, CVR yang diterima rumahnya dalam keadaan gosong. Karena 'rumah' asli CVR berbentuk silinder atau selongsong yang berbungkus baja dan ada keramiknya itu rusak, maka akan didatangkan alat seperti itu dari Rusia.
Begitu 'Rumah' CVR sampai ke Indonesia Kamis (17/5) malam, maka media recording akan dimasukkan ke dalamnya, untuk kemudian dilakukan proses download.
Saat ini, media recording sudah dibungkus dengan plastik anti listrik statis untuk diteliti lagi Jumat malam. ‘’Jadi kita mulai bekerja Jumat malam, setelah alat dari Rusia datang,’’ jelas Mardjono.
Ditanya mengenai kemungkinan adanya kendala bahasa dalam menterjemahkan pembicaraan dui kokpit, Mardjono yang juga dosen Guru Besar Teknik Penerbangan Institut Teknologi Bandung (ITB) menjelaskan, sesuai dengan peraturan internasional, Rusia berhak turut serta sebagai saksi menyaksikan prosesnya. Tapi untuk leadernya tetap berada di tangan KNKT Indonesia.
Misalnya dalam pembuatan transkrip percakapan di kokpit nanti ada kesulitan dalam menterjemahkan, pihak Rusia akan membantu. Karena yang lama ini adalah transkrip dari suara ke tulisan. Jadi harus ada penerjemah dari Rusia ke Inggris lalu ke Indonesia.
Mardjono berharap sambil menyelesaikan membaca dan menterjemahkan CVR, FDR juga berhasil ditemukan untuk segera dibaca. Kemudian dibandingkan dan dianalisa untuk kemudian di sinkronkan. (JO)