(Jakarta, 17/8/2011) Pemerintan Indonesia mengincar dana pinjaman jangka panjang dengan bunga lunak dari pemerintah Jepang sebesar 250 juta Yen Jepang.

Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Leon Muhammad usai penyerahan proyek Sistem Monitoring lalu lintas Kapal di selat Malaka dan Singapura dan proyek Sistem Keamanan Pelabuhan senilai 2,1 miliar yen dari pemerintah Jepang kepada pemerintah Indonesia di Kantor Kementerian Perhubungan Selasa kemarin(16/8) mengatakan, pemerintah Jepang sejak lama telah mengalokasikan dana sebesar 250 juta Yen Jepang untuk pembelian kapal-kapal laut kecil.

Dana pinjaman ini selain bersifat jangka panjang yaitu sekitar 20 tahun, bunga pinjamannya juga sangat rendah sekali, dengan kisaran 1 persen pertahun atau bisa dibawah itu.

Menurut Leon, dana pinjaman pemerintah Jepang itu bisa dimanfaatkan oleh perusahaan pelayaran nasional, dengan tujuan untuk mengganti kapal-kapal yang sudah tua. Karena biaya perawatan kapal-kapal tua biasanya lebih tinggi.

"Mengenai kapal jenis apa yang dibutuhkan, masih akan kita bahas lebih lanjut. Tapi dari kondisi yang ada sekarang, kita banyak membutuhkan kapal-kapal barang untuk antar pulau," jelas Leon

Ditanya apa tidak sebaiknya Indonesia menerima hibah dalam bentuk kapal saja, Leon mengatakan akan lebih baik apabila bantuan dalam bentuk dana dan kita serahkan pembangunan kapalnya kepada perusahaan galangan kapal nasional.

Dengan sistem ini, kita akan banyak diuntungkan. Selain menghidupkan industri galangan kapal dan membangkitkan industri komponen kapal dalam negeri juga akan menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.

Karana dana pinjaman jangka panjang ini nantinya akan dimanfaatkan oleh swasta sementara pemerintah hanya bersifat sebagai fasilitator. (PR)