9968 x Dilihat
Ragam Fakta Bandar Udara Internasional Jawa Barat
Bandar Udara Internasional Jawa Barat (BIJB) yang dibangun sejak 2014 ini mulai beroperasi bulan Juni tahun ini. Salah satu alasan pembangunan BIJB adalah untuk mengurangi kepadatan yang terjadi di Bandar Udara Soekarno-Hatta Tangerang. Selain itu, berikut beberapa hal yang perlu Anda ketahui dari bandar udara yang terletak di Kertajati, Majalengka ini:
1.Merupakan Bandar Udara Terbesar Kedua Se-Indonesia
BIJB ini merupakan bandar udara terbesar kedua se-Indonesia setelah Bandar Udara Soekarno-Hatta. Bandar udara yang digagas pembangunannya sejak tahun 2003 ini ditargetkan akan memiliki runway sepanjang 3000 meter pada akhir tahun ini. Dengan landasan sepanjang itu, bandar udara ini dapat dilandasi oleh pesawat berbadan lebar (wide body) 777. “Fasilitas yang ada di BIJB ini juga sama baiknya dengan di Bandara Soekarno-Hatta,” ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pada acara yang sama.
Dibangun di atas lahan seluas 1.800 ha dan total area bangunan Terminal Penumpang seluas 121.000 meter persegi, bandar udara ini diperkirakan mampu menampung 5 juta penumpang/tahun dan akan bisa menampung 18 juta lalu lintas penumpang di tahun berikutnya. Sejumlah 0,004 juta ton telah ditangani dalam operasi pertama di kargo depan, sedangkan kargo keseluruhan di BIJB akan diperluas secara besar-besaran hingga mencapai 1,5 juta ton pada tahun 2045.
2.Interior Khas Jawa Barat
Interior BIJB begitu kental dengan nuansa Sunda. Patung Dayang Sumbi sudah siap “menyambut” penumpang di pintu masuk terminal. Selain patung dayang sumbi, masih banyak lagi hasil karya seniman asal Bali Nyoman Nuarta yang tersebar menghiasi interior bandar udara baru ini.
Selain patung, beberapa dinding di dalam bandar udara juga dihiasi dengan motif batik mega mendung khas Jawa Barat. Salah satu bagian yang dihiasi motif batik ini adalah bagian atas dari counter check in.
3.Pendaratan
BersejarahDisambut
Water Salute
Setelah beberapa kali dilakukan beberapa percobaan pendaratan di BIJB, pada bulan Mei lalu Presiden Republik Indonesia Joko Widodo melakukan pendaratan resmi pertama di BIJB Kertajati, Majalengka. Momen ini sekaligus menjadi pendaratan bersejarah (historical landing) di bandar udara ini.
Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 yang mendarat langsung disambut dengan seremoni water salute. Prosesi ini melibatkan dua mobil pemadam kebakaran yang menyemprotkan air di atas pesawat. Water salute dipercaya sebagai tradisi yang bertujuan untuk menghormati para veteran militer, pejabat asing dan layanan penerbangan baru. Tradisi ini juga dianggap sebagai tanda hormat dan rasa syukur.
4.Keberhasilan Kerja Sama Banyak Pihak
Pembangunan BIJB ini terlaksana berkat kerjasama pemerintah pusat, pemerintah daerah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) juga swasta. Keberhasilan model kerjasama ini diakui Presiden akan dikembangkan dalam percepatan pembangunan-pembangunan di daerah lain.
“Model-model bisnis seperti ini akan kita kembangkan sehingga kecepatan pembangunan bisa dirasakan oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan,” tegas Presiden Joko Widodo.
5. BIJB Mulai Beroperasi
Maskapai Garuda Indonesia dan Batik Air juga telah melakukan inaugural flight pada bulan yang sama. Meski demikian, maskapai yang sudah mulai membuka rute penerbangan reguler adalah Citilink. Mulai Juni tahun ini, maskapai Citilink membuka rute penerbangan menuju Medan, Lombok dan Surabaya. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso juga menambahkan bahwa Lion Air akan segera menyusul untuk membuka rute penerbangan dari bandar udara ini.
Terkait dengan pelaksanaan BIJB sebagai embarkasi haji, Menhub mengatakan hal ini masih dalam tahap finalisasi. Untuk mengupayakan hal ini bisa terjadi, Menhub juga akan terus melakukan koordinasi dengan stakeholder yang menangani hal terkait. Sedangkan untuk pembagian slot dengan Bandar Udara Husein Sastranegara di Bandung, Menhub menjelaskan bahwa pembagian slot akan diatur dan sementara hanya penerbangan internasional yang akan dialihkan ke BIJB.
6. Akan Terintegrasi Dengan Pelabuhan Patimban
Dengan adanya bandar udara ini, Presiden berharap dapat berdampak positif secara ekonomi baik bagi Kabupaten Majalengka maupun Provinsi Jawa Barat secara keseluruhan. Bandar udara ini juga ditargetkan untuk dapat memberikan pelayanan kepada warga Jawa Barat dan mempermudah akses masyarakat dari luar Jawa Barat untuk menuju ke sini.
Sebagai upaya meningkatkan konektivitas dan integrasi antarmoda, BIJB ini juga ditargetkan untuk terintegrasi dengan Pelabuhan Patimban yang berjarak kurang lebih 40km dari bandar udara. “Integrasi itu nantinya akan memudahkan memberikan fasilitas layanan kepada investor yang masuk, dengan demikian kita berharap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Barat bisa terus meningkat lebih baik,” papar Presiden Joko Widodo dalam sambutannya di BIJB Mei lalu.
(Sumber foto: BKIP Kementerian Perhubungan)