4110 x Dilihat
RORO ASEAN ROUTE ALTERATION IS AGREED IN THE 23RD ASEAN MARITIME WORKING GROUP MEETING IN MYANMAR
(Jakarta, 30/03/2012) Pertemuan ke-23 ASEAN Maritime Transport Working Group (AMTWG) yang berlangsung pekan lalu sepakat untuk mengubah rute nomor 4 (empat) pada jaringan pelayaran ro-ro ASEAN yang tercantum pada Master Plan Study and Feasibility Study on The Establishment of an ASEAN Ro-Ro Shipping Network and Short Sea Shipping, dari yang sebelumnya Sandakan (Sabah) menjadi Tawau.
Keseluruhan rute jaringan pelayaran ro-ro ASEAN tersebut menjadi : (1) Zamboanga City (Mindanao, Philipines) - Muara (Brunei Darussalam); (2) Davao City - General Santos (Mindanao, Philipines) - Bitung (Sulawesi, Indonesia); (3) Johor (Malay Peninsula, Malaysia) - Sintete (Kalimantan, Indonesia); (4) Tawau - Tarakan (Indonesia) - Pantoloan (Sulawesi, Indonesia); (5) Brooke's Point (Palawan, Philipines) - Labuan (Malaysia) - Muara (Brunei Darussalam); (6) Dumai (Sumatera, Indonesia) - Malacca (Malay Peninsula, Malaysia); (7) Belawan (Sumatera, Indonesia) - Penang (Malaysia); dan (8) Phuket (Thailand) - Belawan (Sumatera, Indonesia).
Perubahan rute ini merupakan hasil dari salah satu pembahasan yang terkait dengan upaya mewujudkan rute pelayaran yang efisien dan andal; yang di dalamnya termasuk pelayaran ro-ro, konektivitas antara daratan dan kepulauan di kawasan Asia Tenggara, dan memperkuat keterhubungan rute global dan domestik pada 2015 melalui kajian master plan dan studi kelayakan pada pelayaran global/domestik seiring dengan studi kelayakan terhadap jaringan pelayaran ro-ro ASEAN.
Selain itu, pertemuan AMTWG ke-23 ini pun menggarisbawahi perlunya upaya maksimum dari negara anggota ASEAN untuk menyelesaikan semua langkah-langkah (measures) yang tertuang dalam Roadmap Toward an Integrated and Competitive Maritime Transport in ASEAN sesuai dengan ASEAN Economic Community (AEC) Blueprint, Brunei Action Plan (BAP)/ASEAN Strategic Transport Plan (ASTP) 2011-2015, dan Master Plan on ASEAN Conncectivity (MP-AC).
Terkait formulasi rencana regional untuk mengembangkan transportasi inland waterway di ASEAN, pertemuan mengapresiasi hasil kerja Vietnam sebagai lead country coordinator, bersama-sama dengan Lao PDR dan Thailand. Vietnam akan mempersiapkan dan mempresentasikan concept paper bersama-sama dengan Lao PDR dan Thailand untuk didiskusikan lebih lanjut pada Pertemuan AMTWG berikutnya.
Selanjutnya, pertemuan juga membahas tentang kerjasama dengan ASEAN Transport Affiliated Private Sector Organizations, seperti: The ASEAN Ports Association (APA), dan The Federation of ASEAN Shipowners' Association (FASA), serta Kerjasama Transportasi dengan negara Mitra Wicara (Cina, Jepang, India, Republic of Korea, dan Rusia) di bidang transportasi laut.
Pertemuan ke-23 ASEAN Maritime Transport Working Group yang dilaksanakan di Park Royal Hotel, Yangon, Myanmar pada 19-21 Maret 2012 lalu ini dibuka secara resmi oleh H.E. Mr. Nyan Htun Aung, Union Minister of Transport, Myanmar. Dalam sambutan pembukaannya, Menteri Transportasi Myanmar tersebut berharap agar segenap negara anggota ASEAN memberikan upaya maksimal untuk menyelesaikan berbagai tugas serta mengimplementasikan kerjasama dan koordinasi transportasi laut di kawasan ASEAN dengan sukses dalam rangka mewujudkan ASEAN Economic Community (AEC).
Pada akhir pertemuan, Mr. Chan Dara, Deputy Director General, General Department of Transport, Ministry of Public Works and Transport Cambodia, mewakili Kamboja, terpilih sebagai Vice-Chairman untuk the ASEAN MTWG periode 2012-2013. Selanjutnya, Myanmar menginformasikan tentang rencana penyelenggaraan pertemuan ASEAN Maritime Transport Working Group (AMTWG) berikutnya pada 17-19 Oktober 2012 dengan kepastian tempat penyelenggaraan pertemuan akan dikonfirmasikan lebih lanjut.
Kecuali Brunei Darussalam yang berhalangan hadir, pertemuan AMTWG ke-23 dihadiri oleh delegasi dari seluruh negara anggota ASEAN. Turut hadir pada pertemuan tersebut yaitu perwakilan dari The ASEAN Ports Association (APA), The Federation of ASEAN Shipowners' Association (FASA), The International Maritime Organization (IMO), Korea Maritime Institute, dan Universitas Inha-Korea menghadiri pertemuan sebagai observer. Selain itu, turut hadir pula dalam pertemuan, Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT) Jepang, The Ministry of Land, Transport and Maritime Affairs (MLTM) of the Republic of Korea, The Deutsche Gesellschaft fur Internationale Zusammenarbelt (GIZ) GmbH, dan The Japan International Cooperation Agency (JICA). (RS)