Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Kamis, 08 Desember 2011

5149 x Dilihat

THE GROWTH OF SCHEDULED PASSENGER AIR TRANSPORTATION SERVICES NEED TO BE BALANCED BY SERVICE IMPROVEMENT

(Jakarta, 8/12/2011) Pertumbuhan permintaan jasa angkutan udara penumpang berjadwal hendaknya perlu diimbangi dengan peningkatan pelayanan. Hal tersebut mengemuka dalam Round Table Discussion dengan tema “Upaya Memenuhi Pertumbuhan Permintaan Jasa Angkutan Udara Penumpang Berjadwal Domestik dan internasional di Indonesia” di Ruang Rapat Utama Kantor Badan Litbang Perhubungan Jakarta, Kamis (8/12).
 
Selama ini Industri Angkutan Udara Nasional tumbuh secara signifikan, terutama setelah diterapkannya kebijakan regulasi undang-undang penerbangan nasional. “Data statistik menunjukkan peningkatan jumlah penumpang angkutan udara niaga berjadwal domestik pada tahun 2009 dan 2010 adalah sebesar 17,12 % dan 18,19%. Sedangkan kenaikan jumlah penumpang angkutan udara niaga berjadwal Internasional pada tahun 2009 dan 2010 sebesar 21,98% dan 32,19%,” jelas Denny saat membuka diskusi.

Ia menambahkan peningkatan  ini menunjukkan bahwa saat ini masyarakat atau pengguna jasa transportasi lebih memilih transportasi udara sebagai salah satu moda yang digunakan bepergian di dalam negeri dan keluar negeri.
 
Denny menjelaskan, menurut riset pasar yang dilakukan oleh Boeing (perusahaan pembuat pesawat-red) pada awal tahun 2000, pertumbuhan Revenue Passanger Kilometers (RPK) di seluruh dunia dalam waktu 10 tahun (2000 – 2010) akan tumbuh sebesar rata-rata 4,7 % per tahun. Untuk daerah Asia Tenggara sendiri lanjut Denny, pertumbuhan RPK dalam periode yang sama sebesar 6,6 % per tahun. 

“Pasar Asia Tenggara dinilai sangat potensial jika dilihat dari persaingan terhadap RPK total dunia yaitu mencapai 8,7%,” jelas Denny.

Menurutnya, hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhan traffic di Asia Tenggara melebihi tingkat pertumbuhan dunia.

“Tentunya potensi pasar ini dapat dijadikan pijakan bagi maskapai penerbangan Indonesia untuk menjadikan pasar di daerah Asia Tenggara sendiri sebagai tahapan untuk bisa bersaing secara global atau paling tidak bisa menjadi bagian dari pemain global seperti Singapura Airlines, Lufthansa, dan Qantas,” tuturnya
 
Sementara, Moderator dalam diskusi ini, I. Nyoman Suwanda Santra selaku Kapuslitbang Udara, mencatat dari hasil diskusi bahwa upaya-upaya perlu dilakukan oleh operator penerbangan untuk mengimbangi pertumbuhan jasa angkutan udara yang meningkat pesat, antara lain perusahaan jasa angkutan udara sebagai operator harus terus menerus menyempurnakan tingkat pelayanan kepada pengguna jasa angkutan udara untuk meningkatkan kapasitas bandara dan pergerakan pesawat udara. Untuk mewujudkannya tentunya diperlukan dukungan dari regulator.

Selain itu, lanjutnya, diperlukan perhatian yang lebih dari regulator yaitu mengenai kebijakan pembinaan perusahaan angkutan udara penumpang berjadwal, berupa peningkatan keamanan, keselamatan, dan pelayanan jasa angkutan udara serta menciptakan persaingan yang sehat.

Roundtable Discussion kali ini menghadirkan pembicara yaitu Ataline Muliasari (Peneliti Badan Litbang), Djoko Murdjatmodjo (Direktorat Angkutan Udara, Ditjen Hubud), Moh. Alwi (Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara, Ditjen Hubud), Setyo Wibowo (VP Strategic Management Office PT. Garuda Indonesia), Suharto Abdulmadjid (Masyarakat Transportasi Indonesia). Para pembahas dalam diskusi ini adalah Karunia (Bidang Pengaduan YLKI), Capt. Hasfriansjah (Ketua Federasi Pilot Indonesia), Prof. DR. K. Martono,SH.LLM, Airul Avivi (Sekjen Asosiasi Biro Perjalanan Indonesia/ASITA), Asudungan (Deputy Komersial Direktur PT. Sriwijaya), Capt. Pujiono (Direktur Operasi PT. Air Asia Indonesia). Diskusi ini dimoderatori oleh I. Nyoman Suwanda Santra (Kapuslitbang Udara). (ARI)
 

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU