Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Rabu, 14 Oktober 2009

5020 x Dilihat

AVIATION SAFETY IMPROVEMENT KEEPS CONTINUING

(Jakarta, 13/10/09) Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal menegaskan agar upaya peningkatan terhadap sistem keselamatan penerbangan terus dilakukan, kendati tidak ada lagi negara yang menerapkan larangan terbang kepada Indonesia. Karena langkah tersebut merupakan cara untuk meningkatkan kepercayaan publik, baik domestik maupun internasional, terhadap sistem penerbangan nasional.

”Kerjasama antara regulator dan industri penerbangan untuk meningkatkan safety telah dilakukan. Memang, EU ban telah diangkat, tapi kita tidak bisa mengesampingkan safety. Masih banyak yang masih harus dilakukan. Meningkatkan safety adalah cara untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap sistem penerbangan nasional,” tegas Menhub Jusman dalam pidatonya saat membuka seminar Safety Management System (SMS) yang diselenggarakan Federal Aviation Administration (FAA) Amerika Serikat dan Garuda Maintenance Facilities (GMF) AeroAsia di Jakarta, Selasa (13/10).

Menurut Menhub, perawatan merupakan salah satu hal yang paling penting dalam industri penerbangan untuk dapat meningkatkan faktor keselamatan penerbangan. ”Kuncinya di sini adalah untuk mewujudkan kelaikan udara yang berkelanjutan,” ujarnya.

Dalam menerapkan sistem manajemen keselamatan (SMS), Menhub menambahkan, satu hal yang harus dijadikan fokus adalah manajemen risiko. Karena menurutnya, hanya melalui pengelolaan manajemen risiko yang baik upaya peningkatkan keselamatan dalam industri penerbangan bisa dilakukan.

Manajemen risiko sendiri, jika dikelola dengan baik bisa dijadikan alat untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat serta akan mendatangkan keuntungan bagi perkembangan industri penerbangan. ”Karena mengurangi risiko juga berarti mengurangi biaya asuransi. Safety harus diterapkan secara menyeluruh di setiap lapisan manajemen, terutama di lapisan CEO (manajemen puncak perusahaan). Publik pasti meminta industri yang berpihak kepada kepentingan mereka,” jelas Menhub.

Menhub sendiri mengaku bangga dengan telah banyaknya maskapai penerbangan yang mengimplementasikan SMS di industri penerbangan nasional. Pada acara seminar yang digelar FAA dan GMF tersebut, Menhub mengemukakan, ada dua hal penting yang perlu menjadi perhatian khusus. ”Pertama, kita menyaksikan hasil audit FAA kepada GMF. Ada pengakuan dari FAA kepada GMF untuk melakukan C-check terhadap tiga jenis  airbus. Kedua, ada upaya untuk memahami soal SMS di Indonesia,” paparnya.

FAA pada pembukaan seminar tersebut memberikan sertifikat yang menjadi salah satu lisensi bagi GMF untuk melakukan perawatan terhadap tiga jenis pesawat produksi perusahaan pembuatan pesawat asal AS, Airbus. Yakni Airbus seri A319, A320, dan A310. ”Penambahan sertifikat dari FAA ini merupakan ekspansi dari GMF, karena sebelumnya kkita tidak pernah bisa merawat ketiga jenis pesawat Airbus tersebut, meski sebelumnya kita memiliki kemampuan dan izin untuk merawat Airbus jenis A330 yang lebih besar sampai c-check, serta seluruh varian Boeing hingga level over haul,” jelas Direktur Utama GMF Richard Budihadianto, dalam jumpa pers usai acara pembukaan seminar.

Richard menambahkan, meski Garuda Indonesia selaku perusahaan induk tidak mengoperasikan pesawat rakitan Airbus, GMF dengan sertifikat tersebut mendapatkan peluang besar untuk meenarik keuntungan melalui lisensi perawatan yang diberikan. ”Karena konsumen kami bukan hanya Garuda. Kami melihat, di Indonesia banyak perusahaan maskapai yang menggunakan, populasinya mencapai 200-an unit. Ini merupakan salah satu langkah antisipasi GMF untuk memperbesar pasar,” lanjutnya.

”Yang penting dari pemberian sertifikat ini adalah, telah ada pengakuan dan keyakinan dari FAA bahwa maskapai dan bengkel perawatan Indonesia memiliki kapasitas yang baik,” imbuh Menhub Jusman.ov

Sementara itu, Catherine Vanassche, Pelaksana Harian Asisten Manajer kantor perwakilan FAA di Singapura, mengungkapkan, ”Merupakan kehormatan bagi FAA untuk berpartisipasi dalam seminar ini. Kami ingin mengetahui lebih jauh tentang usaha-usaha dan kerjasama yang dapat kita bagi mengenai SMS ke depan,” katanya. (DIP)

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU