Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Jumat, 03 Agustus 2012
3555 x Dilihat
Pengembangan Bandara Soekarno Hatta Dukung Transportasi Handal
(Banten, 2/8/2012) Kebutuhan untuk meningkatkan sarana dan prasarana transportasi tak terelakan lagi. Pertumbuhan perekonomian membutuhkan dukungan transportasi yang handal tidak terkecuali di moda transportasi udara. Untuk itu, pengembangan Bandara Soekarno Hatta, sebagai salah satu pintu gerbang ke Indonesia atau Jakarta sangat tepat.
Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono dalam peresmian Ground Breaking Bandara Soekarno Hatta, Banten mengemukakan bahwa upaya ini tepat waktu dan tepat sasaran. Diharapkan pengembangan tersebut dapat mendukung konektifitas perekonomian tidak hanya di wilayah domestik tapi juga hingga ke wilayah regional.
"Peluang investasi nasional bisa ditingkatkan lebih tinggi lagi dengan pengembangan Bandara Soekarno Hatta," ujar Yudhoyono, Kamis (2/8).
Kemajuan industri penerbangan nasional, ditambahkan Yudhoyono juga berkat makin meningkatnya perekonomian masyarakat di Indonesia. Hal ini terlihat dari perekonomian nasional yang tumbuh 6% pada tahun lalu. Dimana hal itu cukup positif di saat beberapa negara mengalami krisis.
Sementara itu Menteri Perhubungan E. E. Mangindaan mengatakan pengembangan ini adalah respon dan antisipasi dari perubahan yang begitu cepat dan memacu kita untuk segera mengembangkannya. Transportasi sebagai urat nadi perekonomian semestinya mendapatkan perhatian lebih karena apabila terhambat maka akan melambatkan semuanya termasuk pertumbuhan ekonomi.
"Peningkatan sarana dan prasarana transportasi berkesinambungan dan tidak hanya udara saja namun juga pada transportasi darat, kereta api, dan laut," kata Mangindaan.
Direktur PT Angkasa Pura II Tri S Sunoko sebagai pengelola Bandara Soekarno Hatta mengemukakan, untuk menjawab isu keterbatasan kapasitas bandara Soekarno Hatta (Soeta) yang memiliki daya tampung 22 juta pergerakan penumpang/tahun namun melayani 51,5 juta pergerakan penumpang pada 2011, maka PT Angkasa Pura II (Persero) memulai program pengembangan bandara Soeta menjadi sebuah kawasan "Aetropolis" dan meningkatkan kapasitas menjadi 62 juta pergerakan/tahun.
Proses ground breaking dilakukan Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono didampingi Wakil Presiden RI Boediono dan segenap Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II menandai dimulainya pekerjaan fisik proyek yang ditargetkan dapat terealisasi pada akhir 2014 tersebut.
Tri S Sunoko mengungkapkan, untuk mempercepat proses pembangunan hingga mencapai kapasitas ultimate bandara 62 juta pergerakan penumpang pertahun, maka pihaknya akan menerapkan pola design and bulid atau rancang dan bangun, tidak menunggu desain rinci dari grand design. "Kami tidak menunggu selesainya grand design, namun akan membuat desain rincinya permodulasi agar lebih cepat pengerjaannya," katanya.
Untuk tahap awal, akan memulai pembangunan dengan meningkatkan kapasitas Terminal 3 dari saat ini 4 juta penumpang menjadi 25 juta penumpang, yang didahului dengan pembangunan apron. (CHAN)