2563 x Dilihat
Indonesia Aviation is Second Best after China, the Navigation Technology should be Modern
MAKASSAR - Penerapan teknologi yang lebih modern mutlak dilakukan dunia penerbangan nasional mengingat aktifitas penerbangan yang semakin tumbuh besar. “Pengelolaan navigasi udara harus lebih baik mengikuti zaman sebab pertumbuhan angkutan udara kita 2 kali lipat selama 10 tahun terakhir, peringkat Indonesia nomor 2 setelah Tiongkok, frekuensi penerbangan kita tumbuh 10% setiap tahunnya, peralatan navigasi udara harus lebih modern supaya keselamatan penerbangan lebih baik, perbedaan signifikan otomasi bisa langsung ke monitoring radar,” ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat peresmian sistem navigasi baru, Top Sky di pusat Pengendalian Lalu Lintas Penerbangan di Makassar atau yang biasa disebut Makassar Air Traffic Service Center (MATSC), Sabtu (16/1).
Menhub mengatakan, pergerakan pesawat dari dan ke Bandara Sultan Hasanuddin saja mencapai 280 per hari, sedangkan pesawat yang melintas di atas kota Makassar dan sekitarnya mencapai 1100 per hari, lebih tinggi dari Bandara Soekarno Hatta yang 800 per hari. "Angka ini wajar mengingat posisi udara Makassar yang lebih luas dibanding Bandara Soekarno Hatta,” jelasnya.
Sebab kata dia, pengelolaan arus lalu lintas udara di Indonesia dibagi menjadi dua wilayah ruang udara atau Flight Information Region (FIR). FIR untuk kawasan barat Indonesia berada di Jakarta (JAATS Building) dan FIR untuk kawasan timur Indonesia berada di Makassar (MATSC Building).
MATSC melayani navigasi penerbangan mulai dari Semarang sampai dengan wilayah timur Indonesia seperti Papua. Cakupan wilayah yang dilayani Makassar ini lebih luas daripada yang dilayani JAATS, oleh karena itu sistem navigasinya perlu ditingkatkan.
Lebih lanjut dia mengatakan, bahwa sesuai arahan Presiden Jokowi, setidaknya dalam tiga tahun kedepan, FIR di daerah Natuna yang saat ini masih dilayani Singapura sudah bisa dilayani navigasi Indonesia. Untuk itu, Airnav Indonesia harus terus mengembangkan diri sehingga seluruh layanannya comply dengan kemajuan teknologi dan regulasi penerbangan internasional.
"Ini bukan soal soal Singapura-nya dan lain-lain ya.Tapi benar Presiden mengharapkan begitu,"tegas Menhub.
Direktur Navigasi Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub Novi membenarkan pernyataan Menhub bahwa dalam 3 tahun, pihaknya berusaha merealisasikan harapan agar lalu lintas udara di atas Kepulauan Natuna bisa dilayani sendiri. “Untuk hal ini, progress detail dan tahap-tahapannya sudah ada. Sekarang pelaksanaan ke arah itu sudah mulai dilaksanakan," kata dia. (BUN)