5109 x Dilihat
PENERAPAN SINGLE OPERATION KRL JABODETABEK DIBATALKAN
(Jakarta,31/3/2011) PT Kereta Api (PT KA) dan PT Kereta Commuter Jakarta (KCJ) membatalkan rencana penerapan single operation pada perjalanan kereta api rel listrik (KRL) yang sedianya diterapkan pada 1 April 2011. Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan telah melayangkan surat kepada PT KA agar melakukan sosialisasi terlebih dahulu sebelum dimulai perubahannya.
"Ya, melalui surat Ditjen Perkeretaapian, PT KA diminta untuk melakukan sosialisasi yang lebih luas sehingga publik lebih mengetahui dan mereka harus terbuka agar masyakarat pengguna jasa kereta api juga mengerti alasannya," ujar Wakil Menteri Perhubungan di Jakarta, Kamis (31/3).
Sesditjen Perkeretaapian Nugroho Indrio kepada www.dephub.go.id membenarkan bahwa Dirjen Perkeretaapian Tundjung Inderawan telah mengirimkan surat kepada Dirut PT Kereta Api Ignatius Djonan, untuk menunda pelaksaan single operation.
‘’Operator harus memberikan ruang yang cukup kepada masyarakat sebagai pengguna jasa, sebelum kebijakan di berlakukan. Tidak bisa hari ini di umumkan, besok di berlakukan kebijakannya. Setidaknya dibutuhkan waktu sekitar 3 bulan untuk mensosialisasikan kebijakan tersebut,’ ‘ jelas Nugroho.
Nugroho pun kemudian mencontohkan saat PT KA akan memberlakukan gerbong khusus untuk wanita. Sosialisasinya cukup lama melalui sepanduk, media masa dan pengumuman di stasiun-stasiun. Sehingga pada saat pelaksanaan relatif tidak ada persoalan.
Pemerintah juga ingin melihat kesiapan sebelum pelaksanaan, realisasi selama uji coba berlangsung. Dari situ dilakukan evaluasi untuk menetapkan kebijaksan. ‘’Lha ini uji coba saja belum. Kok begitu hari ini di umumkan besok diberlakukan,’’ ujarnya bertanya.
Penerapan single trip memiliki tujuan untuk meningkatkan layanan dan kapasitas. Hal tersebut merupakan signal positif bagi masyarakat luas.
Sementara itu Kepala Humas PTKA, Sugeng Prijatna mengemukakan pembatalan ini terkait dengan rencana pihaknya untuk melakukan sosialisasi hingga tiga bulan mendatang.
Diharapkan seluruh pengguna jasa kereta api bisa mengerti tujuan diadakannya perubahan pola perjalanan KRL mendatang.
"Kita akan memberlakukan dua jenis angkutan dan tarif KRL yakni non ac dan ac sehingga tidak ada lagi penumpukan kereta karena terjadinya penyusulan seperti sekarang ini," ujar Sugeng.
Upaya pemberlakuan single operation ini, lanjut Sugeng memiliki tujuan agar dapat meningkatkan kapasitas angkut bagi KRL dari yang selama ini sebanyak 420ribu/hari menjadi satu juta penumpang setiap harinya pada tahun-tahun mendatang.
Saat ini, pihak PTKA sedang mempersiapkan diri untuk lebih meningkatkan kenyamanan dan keselamatan serta akan menambah jumlah rangkaian kereta yang tengah dalam proses sertifikasi dari Kemenhub.
"Dengan berhentinya seluruh KRL di setiap stasiun, maka akan menambah jumlah waktu perjalanan 15-26 menit dari biasanya KRL ekspres yang lebih cepat karena tidak berhenti di tiap stasiun," urai Sugeng.
Diakui Sugeng pembatalan ini dilakukan lantaran pihaknya tidak mau memaksakan kehendak sendiri. PT KA mendapatkan masukan dari stake holder dan konsumen.
Selain menyiapkan layanan kereta, PT KA menurut Sugeng juga akan menambah kapasitas listrik untuk meningkatkan pelayanan sehingga headway antara satu kereta dengan kereta lainnya bisa diupayakan tidak terlalu lama.
"Karena headway berdasarkan power suplai dan pasokan listrik, jadi kami akan menambahkan kapasitasnya," ujar Sugeng.
Seperti diketahui, sebelumnya PT KA dan KCJ akan memberlakukan single trip bagi seluruh perjalanan kereta api dan seluruh KRL Jabodetabek akan berhenti di seluruh stasiun dan berlaku 1 April 2011.
Spanduk-spanduk pengumuman pun telah dibentangkan di tiap stasiun sejak lima hari lalu serta perubahan tarif KRL ekspres yang menjadi commuterline. (CHAN/PR)