3458 x Dilihat
PENDIDIKAN, PENDUKUNG UTAMA TURUNKAN TINGKAT KECELAKAAN TRANSPORTASI
(Jakarta, 20/3/2012) Untuk menciptakan dunia penerbangan yang memenuhi standar keselamatan dan keamanan penerbangan, dunia pendidikan merupakan pendukung utama yang penting dalam mendidik dan mencetak tenaga-tenaga profesional dibidang transportasi khususnya dunia penerbangan yang selaras dengan 3 (tiga) unsur penting terkait didalamnya yaitu pesawat/airlines, bandar udara/airport dan sistem navigasi dengan seluruh sistem penunjangnya seperti peralatan dan personil, demikian ujar Herry Bakti, Direktur Jenderal Perhubungan pada saat sambutannya membuka Seminar Peningkatan Keselamatan Penerbangan Regulasi, Sistem dan Strategi Pengembangan Airport Pavement Maintenance Management System di Shangri-La, Jakarta (20/3).
Demi tercapainya target Kementerian Perhubungan menurunkan tingkat kecelakaan di seluruh moda transportasi sebesar 50 persen pada masa Kabinet KIB II ini, maka baik sektor darat, laut, udara dan perkeretaapian bahkan sistem di dalam dunia pendidikan pun harus saling menunjang satu sama lain.
Selain itu, menurut Herry Bakti, untuk mencapai hal tersebut khususnya di dunia penerbangan dibutuhkan berbagai program yang mendukung terlaksananya Safety, Security, dan Services antara lain dalam bidang Safety, Kemenhub telah memiliki program State Safety Programme yaitu Program Keselamatan Penerbangan Indonesia yang telah memiliki turunan kebawah yaitu untuk pihak operator dimana setiap operator mempunyai Sistem Manajemen Keselamatan yang terintegrasi/ Integrated Safety Management System. Di bidang Security adanya Program Keamanan Sipil Nasional dan untuk bidang services yaitu bentuk pelayanan secara internal dan pelayanan terhadap pengguna jasa.
Bobby R. Mamahit Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan menambahkan bahwa adanya jaminan keselamatan dan keamanan yang optimal dalam penyelenggaraan penerbangan merupakan hal yang sangat krusial mengingat dari data kecelakaan penerbangan yang diperoleh dari KNKT selama tahun 2007 – 2011 mencapai 113 kasus accident dan serious incident. Dan jika dilihat dari penyebab kecelakaan transportasi udara tersebut banyaknya didominasi oleh adanya human factor sebesar 52 persen dan dilanjutkan oleh faktor teknik sebsar 42 persen dan faktor lingkungan sebesar 6 persen.
Dapat dikatakan bahwa sistem regulasi yang lengkap pun tidak akan dapat terimplementasi dengan baik jika tidak diimbangi dengan SDM yang berkompeten dan professional dibidangnya, ujar Bobby menegaskan.
Oleh karena itu menurut Bobby sebagai bentuk andil BPSDM untuk mengembangkan SDM di bidang transportasi yang handal, professional dan beretika maka salah satunya adalah melakukan peningkatan kualitas penyelenggaraan diklat yaitu berkerjasama dengan ICAO, JAATO, Boeing, PT AP I dan II serta beberapa Pemda.
Hal itu jugalah yang mendorong ATKP Surabaya menyelenggarakan Seminar Peningkatan Keselamatan Penerbangan Regulasi, Sistem dan Strategi Pengembangan Airport Pavement Maintenance Management System ini. Menurut Rudy, Direktur Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan Surabaya, mengatakan seminar ini diharapkan dapat mensinergikan ide dan pemikiran yang dapat melahirkan program konkrit dalam hal Pengembangan Airport Pavement Maintenace Management System dan meningkatkan peran dan fungsi lembaga diklat khususnya ATKP Surabaya dalam melaksanakan pengetahuan terapan di bidang penerbangan serta mendukung peningkatan keselamatan di dunia penerbangan yang lebih baik.
Pada seminar tersebut turut berpartisipasi juga yaitu beberapa pihak yang saling terkait antara lain; Airport authority, airport provider, PT AP I dan II, dynatest, pavement engineering specialists and equipment , akedemisi, kontraktor konstruksi,dan instansi terkait lainnya. (YS)