9925 x Dilihat
PEMBANGUNAN TERMINAL KALIBARU PERHATIKAN FAKTOR LINGKUNGAN SOSIAL DAN ALAM
(Jakarta 19/3/32012) Master plan pembangunan terminal peti kemas Kalibaru, Jakarta Utara, yang sedang dikaji Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla), Kementerian Perhubungan, terkait dengan proposal dari PT Pelabuhan Indonesia II selaku pihak pembangunnya akan selesai bulan April tahun ini. Menurut Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Leon Muhamad pengkajian itu terkait dengan desain terminal dari pihak pembangun untuk disesuaikan dengan desain yang sudah dibuat oleh pemerintah. Pada prinsipnya desain yang dibuat oleh pemerintah memperhatikan faktor lingkungan masyarakat dan alam.
“Bisa saja bagian desain terminal mengikuti rancangan pihak pelabuhan, jika saja bagian tersebut memperhatikan lingkungan sosial dan alam,” ungkap Leon Muhamad, Jumat (16/3).
Leon Muhamad memperkirakan kajian proposal itu selesai bulan April, sehingga bisa berlangsung pembangunannya pertengahan tahun ini, karena target penyelesaian pembangunan dan bisa dioperasikan tahun 2014. Yang dimaksud memerhatikan lingkungan sosial adalah pembangunan terminal tidak akan berhubungan dengan lingkungan pemukiman masyarakat, sedangkan lingkungan alam adalah pembangunan terminal tidak memotong perairan, sehingga kapal-kapal bisa melintas di alur sekitar pantainya.
“Sesuai jadwal pembangunan terminal bisa berlangsung pada tahun ini,” ujar Leon.
Secara jelas salah satu bagian desain yang masih dikaji, Menurut Leon Muhamad menyangkut pembangunan jembatan. Pembangunan jembatan, katanya, merupakan kewajiban pemerintah. Namun karena pemerintah tidak ada dana, maka pembangunannya diserahkan ke pihak pembangun terminal. Pihak pelabuhan dalam soal jembatan mempunyai desain tersendiri, sehingga harus disesuaikan. Sebelumnya pemerintah merancang jembatan dari terminal Kalibaru masuk ke dalam kawasan terminal peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok (JICT/KOJA), sehingga tidak melalui pemukiman warga yang ada di Pelabuhan Kalibaru.
“Bisa saja pembangunan jembatannya menggunakan desain pihak pelabuhan, asal tidak menggangu alur dan tidak masuk ke lingkungan masyarakat. Misalnya jembatan dari terminal peti kemas itu ke kawasan bukan pemukiman,” ungkapnya.
Lebih jauh juga diungkapkan, pembangunan terminal Kalibaru yang akan berlangsung ini merupakan pembangunan terminal tahap I. Hal itu terkait untuk mengimbangi atau memperhatikan keadaan di jalan raya sekitar terminal Kalibaru, sebagai kawasan keluar masuknya peti kemas. Jika dilakukan pembangunan sampai tahap II dan III, maka terminal tersebut akan menampung petikemas yang sangat besar. Kedaan itu dikhawatarikan akan membuat masalah transportasi di jalan raya sekitarnya.
“Kalau dari terminal Kalibaru muatannya sangat besar, sedangkan jalan raya tidak dikembangkan, maka akan terjadi masalah kemacetan yang sangat parah di jalan raya. Untuk itu setelah pembangunan terminal Kalibaru tahap I akan dikembangkan ke kawasan Cilamaya, Karawang,” ungkap Leon Muhamad.
Pembangunan terminal Kalibaru dilakukan dengan mereklamasi laut. Dimulai dari break water di pelabuhan Kalibaru ke laut. Pembangunan terminal tersebut sebagai upaya pemerintah mengantsipasi perkembangan Pelabuhan Tanjung Priok yang setiap tahun semakin padat melayani kedatangan kapal dan muatan, berbagai jenis barang, termasuk barang dalam peti kemas. Akhir tahun 2011 Pelabuhan Tanjung Priok menampung peti kemas sebesar 5,6 juta Teus, sedangkan kapasitasnya mencapai 6 juta Teus.
Namun demikian sebelum terminal peti kemas Kalibaru beroperasi, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, melalui unit pelaksana teknisnya (UPT), Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok, mendorong pihak operator pelabuhan mengoptimalkan kapasitas lahan dan meningkatkan kinerja layanan di pelabuhan. Caranya , membuat lahan penumpukan peti kemas baru di dalam pelabuhan dan menetapkan tarif pinalti pada peti kemas impor yang sudah mendapatkan Surat Penyelesaian Pembongkaran Barang (SP2B) dari Bea Cukai. Dengan begitu maka Pelabuhan Tanjung Priok bisa melayani peti kemas lebih besar dan menghindari stagnan.
Dasar pembangunan terminal Kalibaru adalah hasil kajian dari JICA Jepang dan Ditjen Hubla soal konsep pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok. Hasil dari kajian itu menetapkan pelabuhan pengembangannya diantaranya di kawasan Tengerang (Banten), Kalibaru (Jakarta) dan Cilamaya (Karawang). (AB)