24837 x Dilihat
Pembangunan Bandara untuk Tingkatkan Konektivitas dan Dukung Pariwisata
Jakarta – Kedaulatan NKRI mencakup wilayah udara yang terbentang dari Sabang di wilayah paling barat sampai Merauke di ujung timur, Miangian paling utara hingga Rote di bagian paling selatan wilayah Indonesia. Untuk menyatukannya, agar terhubung seluruh kepulauan meliputi 14.572 pulau di Nusantara, Pemerintah membangun infrastruktur transportasi.
Salah satu sarana prasarana moda trasportasi udara yang penting adalah bandara udara (bandara). Hingga kini area wilayah Indonesia yang begitu luas hanya terhubung dengan 52 bandara, 30 diantaranya bandara bertaraf internasional.
Pemerataan Pembangunan
Konektivitas dibangun agar semua masyarakat merasakan hasil-hasil pembangunan, serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan di seluruh pelosok negeri. Dengan tujuan tersebut, Kementerian Perhubungan terus membangun bandara di berbagai wilayah dengan prioritas di wilayah yang potensial menjadi sumber-sumber pertumbuhan, wilayah yang potensial sebagai pusat-pusat industri pariwisata, serta daerah-daerah penghubung yang dapat meningkatkan potensi ekonomi di sekitar kawasan tersebut.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, Novie Riyanto dalam suatu kesempatan rapat dengan Komisi V DPR RI menjelaskan, Pemerintah sepanjang tahun 2022 telah merencanakan program pembangunan bandara di 16 lokasi dan program pembangunan tersebut merupakan kegiatan strategis yang dibiayai oleh sumber pendanaan Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) senilai Rp2 triliun. "Kami sampaikan pembangunan bandara merupakan kegiatan strategis Ditjen Hubud melalui dana SBSN untuk kegiatan senilai Rp2 triliun pada 16 lokasi," ujar Novie Riyanto.
Novie menjelaskan kegiatan strategis di 16 lokasi tersebut antara lain pembangunan bandara di Pohuwato, Rendani, H Hasan Aroeboesman, Umbu Mehang Kunda, Kepi, Long Apung, Wamena, Mathilda Batiayeri, APT Pranoto, Mandailing Natal, Bolaang Mongondow, Nabire Baru, Siboru Fak-fak, Mentawai Baru, Kuabang Kao, dan Dewadaru-Karimunjawa.
Pembangunan bandara tersebut sudah ada yang berjalan dan akan selesai pada tahun 2022, seperti halnya pembangunan Bandara Mentawai Baru di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Provinsi Sumatera Barat rampung pada Agustus 2022 mendatang.
Target Dipercepat
Berkaitan dengan pembangunan bandara di beberapa wilayah, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, target pembangunan Bandara Mentawai Baru sangat mungkin dapat dicapai tepat waktu, karena adanya kerja sama Kemenhub, Pemerintah Daerah, TNI, dan Polri. Kemenhub menyiapkan anggaran sebesar Rp 547 miliar untuk pembangunan bandara tersebut.
Saat ini progres pembangunan Bandara Mentawai Baru sedang berjalan dan diharapkan proses pekerjaan dapat dipercepat dan selesai tepat pada waktunya. Bandara Mentawai Baru merupakan bandara baru yang akan menggantikan bandara eksisting yaitu Bandara Rokot Sipora, yang hanya bisa didarati pesawat jenis kecil. Bandara Mentawai Baru ini memiliki fasilitas runway mencapai 1.500x30 meter dari sebelumnya hanya 850 meter serta apron berukuran 175x75 meter, juga dilengkapi taxiway berukuran 75x15 meter yang mampu menampung 3 pesawat sejenis ATR 72 500/600, dan memiliki terminal penumpang 1600 m2 mampu menampung sebanyak 53.881 penumpang per tahun.
"Kehadiran Bandara Mentawai Baru selain dapat meningkatkan konektivitas antar wilayah di sekitar Kepulauan Mentawai, kehadirannya merupakan sarana dan prasarana transportasi yang diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan di Kepulauan Mentawai yang terkenal memiliki ombak yang diburu para peselancar dunia," jelas Menhub. (AS/IS/HG/ME/HS)