9103 x Dilihat
Pelayanan Perkapalan dan Kepelautan yang Optimal untuk Wujudkan Transportasi Maju Berkelanjutan
JAKARTA – Tema “Pelayanan Perkapalan dan Kepelautan yang Optimal untuk Mewujudkan Transportasi Maju Berkelanjutan” dalam Rapat Teknis Kordinasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan yang diselengarakan di Hotel Shangri-la Surabaya, Jawa Timur, dari tanggal 28 hingga 30 April 2024 sangat tepat di tengah upaya Pemerintah terus menggelorakan potensi laut sebagai kekuatan yang dapat menggerakan perekonomian nasional.
Soal potensi laut sebagai kekuatan baru dalam menggerakkan perekonomian nasional, Pengamat Maritim Capt. Marcellus Hakeng Jayawibawa, seperti dikutip media, mengungkapkan, Indonesia memiliki potensi ekonomi maritim yang sangat besar yaitu mencapai puluhan ribu triliun rupiah. Potensi tersebut meliputi di sektor perikanan, pariwisata, pertambangan, energi, serta transportasi laut. Selain potensi ekonomi yang mencapai ribuan trilyunan tersebut, juga berpotensi menciptakan lapangan kerja baru lebih dari 45 juta orang.
Transportasi Laut Masa Depan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memegang kunci strategis bagi transportasi laut global, bahkan memeliki peran sangat penting di kawasan. Posisi geografis Indonesia bahkan tidak ada negara manapun yang menyamainya.
Indonesia selain memiliki laut yang sangat besar dan luas, jumlah pulaunya juga ada belasan ribu pulau. Posisi geografisnya juga sangat memungkinkan sektor transportasi laut memiliki peran penting di masa kini dan masa mendatang. Data-data ini akan menguatkan premis tersebut, yaitu sebanyak 60% perdagangan dunia menggunakan kargo dan diangkut melalui transportasi laut dan 40% nya dari jumlah tersebut melewati perairan Indonesia.
Jika Indonesia memahami dan dapat menangkap peluang dan potensi ekonomi tersebut dengan memberikan layanan perkapalan dan kepelautan yang optimal, bukan tidak mungkin potensi-potensi ekonomi tersebut dapat memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi negara untuk kesejahteraan masyarakat dan memberikan lapangan kerja baru yang sangat besar.
Momentum untuk Bersatu dan Berkolaborasi
Rapat Teknis Koordinasi Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan diikui 603 peserta terdiri dari berbagai instansi terkait, termasuk UPT di lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Direktorat TSDP dan BPTD, serta perwakilan sekolah BPSDM dan DPKP. Acara ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan pelayanan dan keselamatan transportasi laut Indonesia.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Capt. Antoni Arif Priadi dalam sambutannya mengingatkan agar rapat teknis kordinasi ini menjadi momentum seluruh stakeholder untuk bersatu, berkolaborasi, dan merumuskan langkah-langkah strategis guna meningkatkan kemajuan bidang maritim Indonesia serta keselamatan pelayaran. "Kita samakan persepsi, memperoleh masukan dari lapangan, dan meningkatkan kualitas pelayanan. Kita perlu berkolaborasi dan merumuskan langkah-langkah strategis untuk kemajuan bidang maritim Indonesia serta meningkatkan keselamatan pelayaran," ujarnya.
Capt. Antoni mengingatkan pihaknya memiliki tugas dan pokok serta fungsi dalam perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan d ibidang kelaiklautan kapal laut, perlindungan lingkungan maritim dan kepelautan. Ia juga menegaskan, dengan semangat kebersamaan dan komitmen, tantangan pelayanan perkapalan dan kepelautan akan dapat diatasi bersama.
Dalam konteks pelayanan, Direktorat Perkapalan dan Kepelautan, Capt. Antoni meminta unit pelaksana teknis dapat berkordinasi dan berkolaborasi dengan stakeholder terkait terutama dalam pemanfaatan teknologi informasi agar optimalisasi pelayanan kepada masyarakat dan pengguna jasa dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Pada acara tersebut juga dilakukan soft launching penggunaan TTE (Tanda Tangan Elektronik) pada Sertifikat Kepelautan yang terintregasi dengan sistem BSSN BSrE selaku penyelenggara sertifikat elektronik yang akan dapat mengurangi peredaran sertifikat kepelautan yang tidak sah, lalu dilanjutkan oleh penandatanganan Komitmen Bersama Penggunaan E Sign Sertifikat di UPT BPSDM dan UPT yang ada di Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
Capt. Antoni juga meminta jajarannya terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan perkembangan zaman. “SDM Perhubungan Laut harus terus meningkatkan kompetensinya seperti para Marine Inspector, Ahli Ukur maupun pejabat keselamatan lain di UPT Perhubungan Laut. Juga UPT di bawah Pusbang Laut harus meningkatkan kompetensi pelaut yang dihasilkan sehingga bisa bersaing di kancah dunia pelayaran internasional serta memajukan industri pelayaran nasional. Karena pelaut yang berkompeten menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan pelayaran yang aman baik untuk kapal, muatan maupun lingkungan lautnya," ujarnya. (IS/AS/RY/ME)