5311 x Dilihat
MERPATI AND BATAVIA READY TO FOLLOW UP RI-TIMOR LESTE AIR FLIGHT AGREEMENT
(Jakarta, 1/11/2010) Maskapai Merpati Nusantara Airlines dan Batavia Air menyatakan kesiapannya untuk menindaklanjuti perjanjian angkutan udara antara Republik Indonesia dan Republik Demokratik Timor Leste yang ditandantangani Menteri Perhubungan Freddy Numberi dan Menteri Infrastruktur Timor Leste Pedro Lay Da Silva, Senin (1/11).
Tonny Aulia Achmad, Executive Vice President Commercial Merpati menjelaskan, saat ini maskapainya sudah melayani tujuh kali penerbangan charter seminggu dari Denpasar ke Dili menggunakan pesawat Boeing 737-300 berkapasitas 138 kursi. Tarif penerbangan rute tersebut dipasarkan dengan mulai dari USD 348 pulang pergi untuk setiap penumpang.
"Tingkat isiannya sekitar 85 persen dengan 60 persen di antaranya merupakan pebisnis. Nantinya kami akan menambah satu kali penerbangan ke Dili dari Denpasar. Serta membuka rute baru Kupang-Dili sebanyak 2 kali seminggu menggunakan pesawat MA 60 berkapasitas 50 kursi. Diharapkan sebelum Natal sudah bisa jalan," kata Tonny, Senin (1/11).
Selain itu, Merpati juga tengah mengkaji dua rute lainnya. Yaitu Ujung Pandang-Dili serta Darwin-Kupang-Dili. Namun untuk rute terakhir, masih menunggu kesepakatan fith freedom rights yang dibahas antara Pemerintah Indonesia dan Australia. Kedua rute tersebut akan dilayani menggunakan MA 60 yang sudah dipesan Merpati sebanyak 12 unit dari produsennya. Dengan agenda pengiriman setiap bulan 3 unit mulai November 2010.
Sementara, Direktur Niaga Batavia Air Hasudungan Pandiangan memastikan maskapainya akan memulai penerbangan Denpasar-Dili mulai Desember 2010 menggunakan Airbus A319 berkapasitas 144 kursi.
"Saat ini perizinannya sedang kami urus dari Kemhub dan otoritas penerbangan Timor Leste. Tetapi yang pasti tarif kami akan lebih rendah dibanding Merpati," tegas Hasudungan. Batavia menurutnya akan membidik empat segmen penumpang yaitu, siswa, bisnis, keluarga serta wisatawan.
Meskipun mengaku siap bersaing, namun Tonny berpesan agar pemerintah tidak lagi membuka kesempatan maskapai lain untuk melayani penerbangan ke Timor Leste.
"Kami mulai melayani penerbangan kesana sejak Timor Leste berdiri pada 1999. Dahulu tidak ada maskapai yang mau berdarah-darah melayani penerbangan kesana kecuali Merpati. Jadi kalau sekarang sudah dibuka kerjasama penerbangannya, sebaiknya tidak ada lagi maskapai lain masuk," tegasnya. (DIP)