12576 x Dilihat
Menuju Normalisasi Aktivitas Penerbangan di Bandara-Bandara Indonesia
JAKARTA – Pandemi Covid-19 telah membuat seluruh bandara di dunia kehilangan aktivitasnya, yaitu aktivitas penerbangan pesawat dari satu kota ke kota lainnya dari negara satu ke negara lainnya, tak terkecuali di Indonesia. Dalam hal transportasi udara, akibat pandemi, perusahaan penerbangan yang memiliki moda angkutan udara baik rute domestik maupun yang aksesnya luas sampai ke jalur internasional pun menutup rutenya.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan, Nur Isnin Istiartono dalam suatu kesempatan di Jakarta mengungkapkan, pandemi membuat pergerakan pesawat dan jumlah penumpang di semua bandara di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Penurunan pergerakan pesawat dan jumlah penumpang ini, menurut Isnin, berlangsung sejalan dengan pengetatan mobilitas pergerakan orang untuk menjaga protokol kesehatan.
Pemerintah Mendorong Pemulihan
Saat ini, Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, seiring dengan masa pemulihan dari Pandemi Covid-19, berupaya sekuat tenaga untuk kembali memulihkan kondisi aktivitas bandara dan penerbangan seperti sebelum pandemi terjadi.
Langkah ini, tidak dapat tercapai jika tidak mendapatkan dukungan dan peran dari stakeholder lainnya dalam upaya memulihkan kondisi bandara ramai kembali seperti kondisi sebelum Pandemi Covid-19 terjadi. Apalagi saat ini jumlah pesawat masih sangat terbatas untuk melayani masyarakat di seluruh Indonesia.
Saat pandemi, sejumlah maskapai penerbangan mengurangi armada yang beroperasi dan menutup rute-rute yang tidak padat untuk mengurangi biaya operasionalnya.
Menurut Isnin, dibanding sebelum pandemi, jumlah pesawat domestik yang siap beroperasi saat ini tinggal 55% sampai dengan 60 % dari jumlah sebelum pandemi tahun 2019.
Isnin yakin dengan kerja sama dan kolaborasi yang baik antar kementerian/lembaga terkait, dan melibatkan Pemerintah Daerah serta stakeholder penerbangan, upaya pemulihan penerbangan dapat dipicu dan dipercepat dan akan dapat berjalan dengan baik. “Kita terus berusaha melakukan pemulihan agar sektor penerbangan kembali menggeliat, bandara kembali ramai, dan banyak rute penerbangan yang dibuka kembali,” cetusnya.
Isnin mencontohkan kondisi Bandara Kertajati, yang sejak pandemi menerpa Indonesia, penerbangan komersial penumpang di bandara ini secara bertahap berkurang, dan tidak ada maskapai yang beroperasi melayani penerbangan penumpang.
Namun aktivitas di bandara ini tidak benar-benar berhenti beroperasi, ada beberapa aktivitas penerbangan kargo, dan saat ini terus diupayakan untuk kembali melayani penerbangan penumpang. Sesuai rencana mulai November 2022, lanjut Isnin, Bandara Kertajati akan bersiap kembali melayani penerbangan komersial dan rencananya akan digunakan juga untuk melayani penerbangan umroh. Surat Edaran Satgas Covid-19 Nomor 25 tahun 2022, Instruksi Mendagri Nomor 42 Tahun 2022, dan Surat Edaran Menhub Nomor 88 Tahun 2022 semakin menguatkan upaya menjadikan Bandara Kertajati sebagai pintu masuk (entry point) perjalanan internasional dan berpeluang memulihkan traffik penerbangan di Bandara Kertajati yang sempat lesu akibat pandemi Covid-19.
Aktivitas Kargo Juga Terus Meningkat
Di Bandara Kertajati, aktivitas kargo juga diproyeksikan akan meningkat pesat di masa-masa mendatang. Saat ini salah satu perusahaan regulated agent yaitu PT. Adhya Bumi Persada dalam proses pembangunan gudang di area Bandara Kertajati dengan luas lahan 15.000 meter persegi dan diharapkan segera beriperasi dalam waktu segera.
Geliat Bandara Kertajati, lanjut Isnin, diharapkan akan mendukung perkembangan pembangunan wilayah Jawa Barat khususnya kawasan ekonomi di Subang dan Cirebon bersama dengan beroperasinya Pelabuhan Patimban yang akan menjadi pusat logistik global di masa mendatang. Bahkan Bandara Kertajati bersama dengan Pelabuhan Patimban juga akan menjadi pondasi pertumbuhan untuk kawasan industri dan perkotaan baru bernama Rebana Metropolitan, yang merupakan wilayah utara/timur laut Jawa Barat meliputi Kabupaten Sumedang, Majalengka, Cirebon, Subang, Indramayu, dan Kuningan, serta Kota Cirebon. Rebana Metropolitan akan diproyeksikan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi Jawa Barat di masa depan melalui pengembangan kawasan industri.
Isnin juga mengabarkan bahwa operasional jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) pada bulan Oktober 2022 ini sangat membantu pemulihan lebih cepat di Bandara Kertajati. Operasional jalan tol yang baru ini memungkinkan perjalanan dari Bandung ke Kertajati hanya dalam satu jam saja. Masyarakat Jawa Barat di kota-kota terdekat dengan Bandara Kartajati juga akan semakin mudah mengakses ke bandara ini.
Percepatan Geliat Bandara
Dampak pandemi juga menerpa bandara-bandara lainnya yang baru dibangun oleh Pemerintah. Seperti Bandara Ngloram (Blora), Bandara Purbalingga dan Bandara Wiriadinata (Tasikmalaya). Sebelum pandemi, di bandara-bandara tersebut sudah ada beberapa penerbangan komersial menuju Bandara Halim Perdanakusuma, dan sebaliknya.
Bandara-bandara tersebut, kecuali Bandara Kertajati, hanya bisa didarati pesawat propeler, dengan Bandara Halim Perdanakusuma menjadi hub utama. Sehingga ketika ada revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma pada Maret hingga Agustus 2022, dampaknya kian terasa bagi bandara-bandara tersebut. “Revitalisasi Bandara Halim ini memiliki dampak yang besar bagi penerbangan ke bandara-bandara yang baru yang dibangun atau dikembangkan tersebut. Setelah revitalisasi selesai pada awal September 2022, Bandara Halim dibuka kembali untuk penerbangan komersial dan siap untuk menyambut kegiatan internasional Presidensi G20 Indonesia. Semoga ini awal yang baik, rute penerbangan dari Halim menuju bandara-bandara disekitarnya dapat kembali dibuka,” ujar Isnin.
Kolaborasi untuk Percepatan Geliat Bandara JB Sudirman
Dalam upaya percepatan geliat aktivitas Bandara JB Sudirman yang semula terdampak pandemic Covid 19 dengan tiadanya aktivitas penerbangan, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengapresiasi langkah para Kepala Daerah yang memiliki komitmen bersama-sama untuk meningkatkan percepatan geliat aktivitas di Bandara Jenderal Besar (JB) Sudirman Purbalingga agar siap melayani kembali penerbangan komersial dan dapat berkontribusi bagi pembangunan di daerah tersebut.
Para kepala daerah tersebut adalah Kepala Daerah di Wilayah Jawa Tengah Bagian Barat dan Selatan yakni Purbalingga, Banyumas, Banjarnegara, Wonosobo, Pemalang, dan Kebumen yang telah menyatakan komitmennya untuk menjamin tingkat keterisian penumpang pesawat melalui blocking seat atau pembelian kursi.
“Saya mengucapkan terima kasih kepada para kepala daerah yang kompak akan mengupayakan block seat. Ini artinya ada jaminan tingkat keterisian penumpang pesawat dan memberikan kepastian adanya penerbangan di bandara ini,” ujar Menhub saat memimpin rapat dengan enam kepala daerah di Jawa Tengah Bagian Barat dan Selatan, di Bandara JB Soedirman Purbalingga, akhir September lalu.
Menhub menambahkan, diharapkan block seat ini tidak berlangsung lama dan setelah itu menjadi penerbangan yang biasa. Ditargetkan mulai bulan Oktober 2022, semua pihak baik pemda, operator penerbangan, serta operator bandara, sepakat berkomitmen menyelenggarakan tiga flight/penerbangan dalam satu minggu sebagai permulaan.
“Ini bukti adanya kekompakan dan kerja sama yang baik antara Kemenhub, pemda, operator bandara, serta maskapai, untuk memastikan adanya penerbangan di bandara ini,” ujar Menhub seperti yang dilansir berbagai media nasional.
Dalam setiap pembangunan infrastruktur, Pemerintah, lanjut Menhub memastikan infrastruktur yang telah dibangun harus dapat delivered atau dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Penerbangan dari dan ke Bandara JB Soedirman sangat potensial dan pelayanan penerbangan di bandara ini telah dinanti oleh masyarakat Purbalingga dan sekitarnya. Keberadaan bandara ini diyakini akan memberikan banyak manfaat positif bagi kemajuan ekonomi masyarakat di Purbalingga dan sekitarnya. “Kami ingin memastikan bandara ini berguna dan dibutuhkan oleh masyarakat,” tambahnya.
Lalu Lintas Udara Terus Menguat
Saat ini, Kementerian Perhubungan menilai lalu lintas penerbangan udara terus meningkat dan menguat. Kemenhub juga menilai industri penerbangan mulai bangkit kembali setelah terdampak cukup signifikan akibat pandemi Covid-19.
Berdasarkan data industri penerbangan global oleh International Air Transport Association (IATA), momentum pemulihan lalu lintas penerbangan global mulai menguat. Pada Juni 2022, lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional sudah mencapai rata-rata 70% jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi (tahun 2019). Dengan rincian, lalu lintas penerbangan domestik mencapai 81% dan lalu lintas penerbangan internasional mencapai 65%.
Jika pandemi membuat pergerakan pesawat serta jumlah penumpang dan kargo di semua bandara mengalami penurunan yang signifikan, maka sekaranglah saatnya kita melakukan percepatan kebangkitan di semua bandara agar industri penerbangan menggeliat kembali. (IS/AS/RY/HG)