Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Jumat, 11 Juni 2010

4662 x Dilihat

AIRLINES ARE TO PARTICIPATE IN CREATING ECO AIRPORT

(Bandung, 11/6/2010) Pihak maskapai harus ikut bersinergi dengan pihak regulator dan para stakeholder lainnya dalam mewujudkan penerbangan yang ramah lingkungan termasuk didalamnya untuk mewujudkan eco airport (ecological airport). Demikian ditegaskan Menteri Perhubungan Freddy Numberi saat membuka acara Rapat Umum INACA (Indonesia National Air Carrier Association) di Hotel Grand Preanger Bandung Jum’at (11/6).
 
Dijelaskan Menhub, eco airport adalah bandar udara yang telah melewati tahap pengukuran yang detail terkait dengan komponen-komponen yang berpengaruh terhadap lingkungan. Tujuannya adalah untuk menciptakan lingkungan yang sehat di bandar udara dan di lingkungan sekitar bandar udara.
 
Menhub menghapkan eco airport dapat menjadi bandar udara yang mempunyai perspektif lingkungan global yang terintegrasi dengan lingkungan sekitar dan dapat melakukan prinsip dasar reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali), dan recycle (daur ulang). “The aim of an eco airport is to become an airport with a global environmental perspective that is integrated with the local environment and can achieve sustainable development base on reduce, reuse, and recycling,” jelas Menhub. Targetnya adalah eco airport dapat diterapkan baik di bandar udara yang bertaraf internasional maupun di hub bandar udara dengan skala pelayanan primer.
                                                                                                                                      
Selain menyorot pentingnya penerbangan yang ramah lingkungan, pada rapat umum INACA yang bertema “New Approach Toward Green Association” ini, Menhub yang didampingi oleh Direktur Jenderal Perhubungan Udara Herry Bhakti, juga kembali mengingatkan pentingnya keselamatan dan keamanan kepada para anggota INACA dan para hadirin yang lainnya. Karena berdasarkan program ICAO (International Civil Aviation Organization), jelas Menhub, setiap anggota ICAO akan dimonitor pelaksanaan keselamatannya. Monitor itu dilakukan dengan membandingkan jumlah kecelakaan domestik di satu negara dengan rata-rata kecelakaan penerbangan di dunia dibagi dengan 1 juta kali penerbangan.
 
Meskipun tranportasi udara adalah transportasi yang paling aman, transportasi udara harus terus meningkatkan usahanya dalam mengurangi angka kecelakaan. “Air transportation is actually the safest transportation mode, however it still needs some efforts to reduce the number of accident to gain people’s trust toward air transportation safety system all at once,” papar Menhub.               
                      
Pada rapat umum INACA ini juga dilakukan pemilihan kepengurusan INACA yang baru. Menhub mengharapkan pengurus INACA yang baru dapat meneruskan kebijakan yang sudah ada apabila kebijakan itu sudah baik dan tidak asal mengganti kebijakan hanya karena ada perubahan pejabat yang memegang kekuasaan. “Di Indonesia ini ada kebiasaan kalau ada pejabat baru dia rombak semuanya lalu bikin policy baru. Harusnya teruskan apa yang telah dijalankan, tingkatkan yang lalu, yang sudah bersinergi dengan yang lain tetap ditingkatkan karena itu yang terbaik untuk organisasi,” jelas Menhub.
 
Rapat umum INACA ini diisi dengan presentasi dari Roll Royce dengan tema The Future of Engine Technology, Embraer yang membahas New Technology on Aircraft, dan dari General Electric. Sedangkan diskusi panelnya diisi oleh Martin Eran-Tasker dari AAPA (Carbon Offset, Emmission Trading Scheme Regulation), Dr. Christoph Weber LL. M. dari JATRO (biofuel), Capt. Novianto Herupratomo (Airliner Practice, dan Hotasi Nababan (Greend Handling Services) serta dimoderatori oleh Arief Suditomo dari RCTI. (RY)

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU