Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Jumat, 29 November 2013

5263 x Dilihat

KMP. SARDINELA LAYANI PENYEBERANGAN DOBO – POMAKO

(Timika, 28/11/2013) Wamenhub Bambang Susantono didampingi Direktur LLASDP Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub Sudirman Lambali, pada Kamis (28/11) meresmikan beroperasinya KMP (Kapal Motor Penyeberangan) Sardinela di Pelabuhan Pomako, Papua. KMP. Sardinela akan melayani lintas penyeberangan Dobo – Pomako yang berjarak 136 mil. Lintas Dobo - Pomako adalah lintas penyeberangan antar Provinsi Maluku dan Papua, merupakan link terakhir sabuk selatan lintas penyeberangan.

Wamenhub dalam sambutannya mengatakan bahwa kapal ferry yang merupakan angkutan penyeberangan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sistem transportasi nasional, yang mana Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Sehingga, dengan perairan yang luas dengan banyak pulau besar dan kecil, maka dibutuhkan sarana transportasi yang handal. Angkutan penyeberangan, menurutnya mampu menjawab tantangan ini karena dengan kemampuannya mengangkut penumpang dan kendaraan dalam jumlah besar dan tarif terjangkau.

Untuk menghubungkan seluruh wilayah NKRI tentu dibutuhkan jaringan transportasi darat, laut, udara yang teritegrasi satu sama lain. Salah satu program utama untuk meningkatkan pergerakan penumpang dan barang adalah memadukan jaringan jalan dan penyeberangan ferry. Kendaraan yang melalui jaringan jalan yang terpisah oleh laut harus diseberangkan dengan sistem ferry yang berfungsi sebagai jembatan bergerak. “Perpaduan jalan dan ferry ini disebut sistem sabuk nusantara. Karena sifatnya yang akan merekatkan berbagai pulau di Indonesia,” kata Wamenhub. “Angkutan penyeberangan lintas Dobo-Pomako merupakan salah satu lintas yang melengkapi sabuk selatan,”lanjutnya.

Kapal Sardinela tersebut dibangun di Galangan PT. Adiluhung Sarana Segara Indonesia di Surabaya, menggunakan dana APBN 2011 – 2012 melalui Satuan Kerja Direktorat LLASDP dengan anggaran sebesar Rp. 33.896.500.000 (tiga puluh tiga milyar delapan ratus sembilan puluh enam juta lima ratus ribu rupiah).

Nama Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Sardinela diambil dari nama ikan yang ada di perairan Maluku dan Papua dan sekitarnya.

KMP. Sardinela merupakan kapal ferry Ro-Ro Passengers dengan spesifikasi sebagai berikut :
a. Panjang Keseluruhan (LOA) : 56,02 meter
b. Lebar (B) : 14,00 meter
c. Sarat (d) : 2.70 meter
d. Bobot : 750 GT
e. Kapasitas penumpang : 196 penumpang
f. Kapasitas kendaraan campuran : 25 unit
g. Jumlah mesin Induk (ME) : 2 unit @ 1100 HP
h. Merek mesin induk : BOUDOIN
i. Jumlah mesin bantu (AE) : 2 unit @ 100 KVA
j. Merek mesin bantu : PERKINS
k. Kecepatan maksimum : 12 knot
 
Operasional KMP. Sardinela dipercayakan kepada Perusahaan Daerah Kabupaten Maluku Tenggara Barat yaitu PT. Kalwedo Kidabela sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor : SK. 6565/AP.005/DRJD/2013 tanggal 11 Nopember 2013 telah diterbitkan persetujuan pengoperasian KMP. Sardinela untuk melayani lintas penyeberangan Dobo - Pomako.

Kedua, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 6 Tahun 2010 tentang Cetak Biru Transportasi Penyeberangan Tahun 2010-2030, konsep pengembangan transportasi penyeberangan dibagi dalam 3 (tiga) sabuk, yaitu :

SABUK UTARA merupakan rangkaian dari lintas yang menghubungkan jalur utara wilayah Indonesia mulai dari Mengkapan di Pulau Sumatera, Tanjung Balai Karimun di Kep. Riau, Sintete di Kalimantan Barat, Ancam di Kalimantan Utara, Tolitoli di Sulawesi Tengah, Bitung di Sulawesi Utara, Ternate di Maluku Utara, Patani di Maluku, Sorong di Papua Barat dan terakhir di Jayapura dengan jumlah lintas sebanyak ± 33.

SABUK TENGAH merupakan rangkaian dari lintas yang menghubungkan jalur tengah wilayah Indonesia mulai dari Palembang di Sumatera Selatan, Muntok di Bangka Belitung, Ketapang di Kalimantan Barat, Batulicin di Kalimantan Selatan, Kariangau di Kalimantan Timur, Taipa di Sulawesi Tengah, Taliabu di Maluku Utara, Namlea, Hunimua dan Wahai di Maluku dan terakhir di Fakfak Papua Barat dengan jumlah lintas sebanyak ± 13.

SABUK SELATAN merupakan rangkaian dari lintas yang menghubungkan jalur selatan wilayah Indonesia, terdiri dari 15 lintas yaitu :
Sabang - Ulee Lheue (16 mil dan dilayani 2 kapal);
Bakauheni – Merak (15 mil dan dilayani 42 kapal);
Banyuwangi – Gilimanuk (5 mil dan dilayani 39 kapal);
Padangbai – Lembar (36 mil dan dilayani 32 kapal);
Kayangan – Pototano (12 mil dan dilayani 16 kapal);
Sape – Labuhan Bajo (75 mil dan dilayani 3 kapal);
Larantuka – Solor (16 mil dan dilayani 1 kapal);
Kalabahi – Ilwaki/Kisar (190 mil dan dilayani 1 kapal);
Kisar – Tepa (175 mil dan dilayani 1 kapal);
Tepa – Saumlaki (108 mil dan dilayani 1 kapal);
Saumlaki – Dobo (225 mil dan dilayani 1 kapal);
Dobo – Pomako (136 mil dan dilayani 1 kapal);
Pomako – Agats (126 mil dan dilayani 1 kapal);
Agats - Atsy (86 mil dan dilayani 1 kapal)dan
Atsy - Merauke (360 mil dan dilayani 1 kapal).
 
Perkembangan lintas penyeberangan di Indonesia sampai dengan saat ini berjumlah 210 lintas yang terdiri dari 42 lintas penyeberangan komersil yang dilayani oleh 219 kapal dan 168 lintas penyeberangan perintis yang dilayani oleh 67 kapal. Sampai dengan saat ini lintas penyeberangan yang belum terhubung pada Sabuk Utara adalah Tanjung Pinang – Matak – Selat Lampah – Sintete dan Tanjung Pinang – Tambelan – Sintete. Dimana sesuai dengan target dalam cetak biru transportasi penyeberangan, lintas – lintas tersebut akan terhubung sebelum Tahun 2019.

Sedangkan untuk lintasan yang belum terhubung pada sabuk tengah adalah Wahai – Fak Fak, dan diharapkan akan terhubung pada Tahun 2014. Untuk sabuk selatan, lintasan yang belum terhubung adalah Dobo – Pomako dan Insya Allah pada hari ini akan diresmikan pengoperasian KMP. Sardinela melayani lintas Dobo – Pomako yang merupakan program Cetak Biru Transportasi Penyeberangan Tahun 2011 – 2013, sehingga hal ini sesuai dengan target yang diharapkan. (CAS)

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU