Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Selasa, 29 November 2011

3595 x Dilihat

MOT BUILTS EMERGENCY QUAY, RO-RO VESSELS SERVE THE WATER CROSSING

(Jakarta, 28/11/2011) Kemenhub akan mengerahkan beberapa kapal crane yang bertugas untuk mengangkut reruntuhan jembatan Kutai Kertanegara. Karena selama reruntuhan belum diangkat, akan sangat mengganggu dan mengganggu keselamatan pelayaran kapal-kapal tongkang pengangkut batu bara yang menggunakan jalur sungai itu.

Menteri Perhubungan EE Mangindaan menjelaskan, setiap harinya ada 30-40 shipping call, dimana masing-masing kapal pengangkut sekitar 7.000 ton batu bara. Selain di ekspor, batu bara tersebut juga di gunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri salah satunya adalah PLN.

"Bila ini tidak segera di atasi akan memberikan dampak negatif ganda, yaitu perusahaan-perusahaan yang selama ini menggunakan batu bara sebagai bahan baku energinya bisa terganggu," kata Menhub dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR-RI mengenai Tindak lanjut hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sampai dengan Semester I/2011 dan evaluasi pelaksanaan APBN 2011 di Jakarta, Senin (28/11) .

Menhub mengatakan, pengerahan kapal crane ini harus dilakuikan secepatnya untuk mengangkat reruntuhan jembatan yang sebagain besar terdiri dari besi-besi baja. Bila ini tidak segera diangkat, maka kapal-kapal tongkang pengangkut batu baru tidak akan bisa melintasi rute tersebut.

Dirjen Perhubungan Laut Leon Muhammad menambahkan, selama reruntuhan jembatan belum dinyatakan steril, maka kapal-kapal tidak diperkenankan untuk melintasi rute tersebut, karena bisa membahayakan keselamatan pelayaran. "Untuk sementara lintasan tersebut kami tutup sambil menunggu bahwa lokasi tersebut benar-benar steril dan aman untuk dilalui," kata Leon.

Selain mengangkat reruntuhan jembatan, Kementrian Perhubungan akan membangun dermaga darurat di wilayah Tenggarong dan Tenggarong Sebrang di Kalimantan Timur. Untuk menghubungi kedua daerah tersebut akan digunakan kapal rol on rol off (Ro- ro). Kapal yang digunakan adalah kapal yang selama ini melayani Pelabuhan Penajam-Balikpapan dan Batulicin.

Target Kemenhub, dalam satu minggu ke depan dermaga darurat ini sudah bisa berfungsi, setidaknya untuk melayani masyarakat. Karena dengan runtuhnya jembatan Kutai Kertangera ini banyak anak-anak tidak bisa bersekolah dan masyarakat tidak bekerja. "Karena untuk bertemu dengan jembatan lain yang menghubungi dua wilayah tersebut, masyarakat harus berputar sekitar 40 kilometer," kata Menhub.

Sambil berjalan, lanjut Menhub, dermaga darurat ini terus di perbaiki, sehingga nantinya bukan hanya bisa menyebrangkan masyarakat saja, tapi juga kendaraan-kendaraan roda dua, roda empat maupun truk-truk yang sedang mengerjalan pembangunan di daerah tersebut. Untuk pembangunan dermaga yang bisa digunakan oleh kendaraan bermotor diperkirakan memakan waktu 1-2 bulan ke depan.

Menhub mengatakan, mengapa dermaga darurat itu di perlukan, karena mobilisasi masyarakat dan laju perekonomian di dua daerah tersebut cukup tinggi. Sementara menunggu pengerjaan jembatan yang baru membutuhkan waktu yang cukup lama. "Kita harus bekerja cepat, jangan sampai masyarakat tidak terlayani dan mobilisasinya terganggu dengan runtuhnya jembatan itu," kata Mangindaan. (PR)
 

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU