pusdatin - Minggu, 11 Januari 2015

6195 x Dilihat

Kapal Ditjen Hubla KN Jadayat Berhasil Mendeteksi Keberadaan Black Box AirAsia QZ 8501

JAKARTA (11/01/2015) – Kapal milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjen Hubla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Kapal Negara (KN) JADAYAT yang tergabung dalam Tim SAR di bawah koordinasi Basarnas berhasil mendeteksi keberadaan black box AirAsia QZ 8501 di kedalaman sekitar 30 sampai dengan 32 meter di bawah laut. Posisi penemuan black box berada di koordinat 03 37 21 S – 109 42 42 E.

Tim penyelam dari TNI AL yang berada di KN Jadayat telah memberi Marker Buoy kecil pada lokasi yang benda yang dideteksi sebagai black box dimaksud. Adapun dari informasi yang didapatkan dari Direktur Kenavigasian Ditjen Hubla, Ir. Tonny Budiono, MM, bahwa proses pengangkatannya direncanakan baru akan dilaksanakan besok pagi (Senin, 12 Januari 2015) setelah terlebih dahulu melakukan penggeseran serpihan badan pesawat yang menghimpit black box. Bila penggeseran serpihan badan pesawat tidak berhasil, maka akan melakukan pengangkatan serpihan badan pesawat dengan menggunakan sistem balloon.

Dalam proses pencarian black box dengan menggunakan pinger locator senantiasa dilakukan pengamanan dari gangguan yang dapat diakibatkan oleh lalulintas kapal lain yang melintas dan gangguan sinyal telekomunikasi sehingga diterapkan protocol Radio Silent yang mengakibatkan untuk sementara Tim Pencari tidak dapat dihubungi secara langsung dengan media komunikasi apapun termasuk radio.

Meskipun posisi black box telah ditemukan, Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Bobby R Mamahit tetap memerintahkan kepada seluruh kapal-kapal negara milik Kementerian Perhubungan, Stasiun Radio Pantai dan Petugas Menara Suar di wilayah perairan terkait untuk meningkatkan pemantauan adanya korban dan serpihan badan pesawat AirAsia QZ 8501 yang mungkin saja hanyut atau terdampar di sekitar Selat Karimata, Selat Sunda, Selat Makassar, dan Laut Jawa. Perintah Dirjen Hubla tersebut di atas langsung ditindaklanjuti oleh Direktorat Kenavigasian dengan mengirimkan telegram / surat kawat kepada para Kepala Distrik Navigasi Kelas I Tanjung Pinang, Tanjung Priok, Palembang, Surabaya, Makassar dan para Kepala Distrik Navigasi Kelas II Pontianak, Banjarmasin, Semarang dan Benoa.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut juga memerintahkan sejumlah Stasiun Radio Pantai (SROP) untuk meningkatkan tugas jaga dengar (watch keeping) dan secara aktif meminta bantuan dan informasi dari lalulintas pelayaran di wilayah perairan terkait untuk melakukan pengamatan dan menyampaikan informasi dengan segera kepada Stasiun Radio Pantai terdekat bilamana menemukan korban ataupun serpihana badan pesawat yang hanyut maupun terdampar.

Hasil pantauan dan pencarian korban dan serpihan pesawat tersebut harus segera dilaporkan dilaporkan kepada Dirjen Perhubungan Laut melalui Marine Command Center (MCC) Ditjen Hubla, Koordinator Tim Ditjen Hubla MCC Ir. A Tonny Budiono dan Koordinator Posko MCC Ditjen Hubla untuk Air Asia QZ8501 Raymond Sianturi guna secepatnya dapat dikoordinasikan pelaksanaan evakuasi serta penanganannya dengan Tim SAR Gabungan di lokasi dan dengan Basarnas.

KN Jadayat merupakan kapal induk kenavigasian yang berpangkalan di Distrik Navigasi kelas I Tanjung Pinang. Dalam keikutsertaannya dalam tim SAR gabungan di bawah koordinasi Basaranas, KN Jadayat dilengkapi oleh alat pendeteksi black box berupa pinger locator dari Marine and Port Authority (MPA) Singapura. Dalam operasi pencarian black box itu sendiri KN Jadayat dibantu oleh tim dari Komite Nasional Transportasi Kecelakaan (KNKT), tim penyelam Basarnas, tim penyelam TNI AL, dan personil tim lainnya. Adapun koordinasi pencarian tetap berada di Basarnas.

Kesebelas kapal milik Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yang terdiri dari 7 Kapal Negara Kenavigasian dan 4 Kapal KPLP masih tetap ditugaskan dalam Tim SAR gabungan. Pada lokasi pencarian dan penyelaman black box difokuskan KN. Jadayat dan KN Andromeda dengan pengawalan dan dukungan KN Alugara, KN Chundamani, KN Sarotama serta kapal-kapal TNI-AL. KN. Trisula, KN. Bimasakti Utama, KN. Mitra Utama, KN Arcturus, KN. Mithuna dan KN. Altair beroperasi membantu pencarian korban dan serpihan badan pesawat serta mengantarkannya ke Pos SAR melalui Pelabuhan Kumai. Komando Koordinasi bagi kapal-kapal Direktur Jenderal Perhubungan Laut dilakukan dari KN. Jadayat.

Adapun spesifikasi KN Jadayat adalah sebagai berikut:

Tipe : Buoy Tender Vessel Kelas 1

Call Sign : YHKE

Pembuat : Nigata, Japan

Tahun Pembuatan: 2003

Bahan : Baja

Pangkalan : Distrik Navigasi Kelas 1 Tanjung Pinang

Panjang : 58,02 M

Lebar : 10,62 M

Jumlah Kru : 32 Orang

Bobot Mati (DWT) : 607.44

Ton Isi Kotor (GRT) : 684.68 GT

Kecepatan : 12.29 Knot

Jarak Jelajah : 2.800 nautical miles

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU