5859 x Dilihat
IN 2020 ROAD ACCIDENT IS EXPECTED TO BE REDUCED FOR 50%
(Jakarta, 16/06/2011) Apabila program aksi keselamatan jalan dapat dilakukan terus menerus dan berkesinambungan diharapkan angka kecelakaan lalu lintas jalan pada tahun 2020 dapat berkurang hingga sebesar 50% atau 88.000 jiwa terselamatkan dan pada tahun 2035 diharapkan tercapai pengurangan 80%. Demikian diantaranya hasil kesimpulan yang diambil dari Roundtable Discussion Badan Litbang Perhubungan dengan tema “Kebijakan Keselamatan Transportasi Jalan Menuju Zero Accident” di Ruang Rapat Utama Kantor Badan Litbang Perhubungan Jl Medan Merdeka Timur, Jakarta, Kamis (16/6).
Kepala Badan Litbang Perhubungan Denny Siahaan menyatakan tidak ada faktor tunggal yang menjadi dominan penyebab kecelakaan. Hal tersebut dibenarkan oleh pemaparan Nunuj Nurdjannah (Peneliti Badan Litbang Perhubungan) yang menunjukkan data bahwa faktor manusia masih menjadi penyebab terbesar (95,4%) atas terjadinya kecelakaan lalu lintas yang meliputi mental dan perilaku, pengetahuan, dan keterampilan. “ Faktor lainnya yang menjadi faktor penyebab adalah faktor kendaraan, faktor jalan, serta faktor alam dan lingkungan, “ tambahnya.
Hotma Simanjuntak (Direktur KTD) dalam paparannya menyebutkan Decade of Action (DoA) for Road Safety 2011-202 ditujukan untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas melalui program Dekade Aksi Keselamatan Jalan dan akan ditingkatkan menjadi Rencana Umum Nasional Keselamatan (RUNK) di Indonesia yang meliputi 5 pilar yaitu manajemen Keselamatan Jalan/Road Safety management dengan 8 rencana aksi, Jalan Yang Berkeselamatan/Safer Road dengan 4 rencana aksi, Kendaraan Yang Berkeselamatan/Safer Vehicle dengan 6 rencana aksi, Perilaku Pengguna Jalan/Safer People dengan 9 rencana aksi, dan Penanganan Pasca Kecelakaan/Post Crash dengan 7 rencana aksi. Hotma memaparkan implementasi RUNK secara konsisten dapat dilakukan dengan adanya sistem monitoring seperti forum, satgas, koordinator. “Diperlukan penjabaran sampai ke tingkat provinsi dan kab/kota sesuai kondisi lokal dan kekuatan indikator,” urainya.
Dari hasil diskusi, moderator berkesimpulan bahwa tingkat kecelakaan lalu lintas di Indonesia masih tinggi tahun 2010 yaitu 31.324 jiwa meninggal tahun 2010. Selain itu, keselamatan transportasi jalan di Indonesia masih buruk dan terendah di Asia sehingga diperlukan upaya untuk solusi meningkatkan keselamatan dan menekan angka kecelakaan harus terus dilakukan dan menjadi tanggung jawab bersama pemerintah, produsen ATPM, operator, dan masyarakat. Selanjutnya, diperlukan penentuan langkah yang tepat terhadap anatomi kecelakaan melalui komunikasi, pengenalan pemahaman dan memberi kontribusi yakni sarana,prasarana,manusia,dan lingkungan.
Hasil kesimpulan lain yang disampaikan oleh moderator dalam diskusi tersebut adalah budaya tertib dan disiplin lalu lintas pada masyarakat Indonesia perlu ditumbuhkan. Selanjutnya, perlu diadakan forum yang dapat menjembatani untuk mengharmonisasikan peningkatan keselamatann di Indonesia. Sistem data pencatatan kecelakaan lalu lintas juga perlu disempurnakan dan perlu terus dilakukan post safety assurance untuk road safety audit karena akan membantu peningkatan keselamatan untuk “Saatnya Bertindak dan Menyelamatkan Anak Bangsa”
RTD ini menghadirkan pembicara Dr. Ir. Giri Suseno Hadihardjono, M.Sc, ME; Nunuj Nurdjanah, S.Si, M.T (Peneliti Badan Litbang), Hotma Simanjuntak (Direktur Keselamatan Transportasi Darat, Ditjen Hubdat), dan Kombes Pol Drs. Naufal (Kabag Hukum Keselamatan Lalu Lintas POLRI). Para pembahas dalam diskusi ini adalah Budi Hartoyo (Kemenperin), Adang Ginanjar (Kepala Puslitbang POLRI), Ketua DPP Masyarakat Transportasi Indonesia, Rusmadi Suyuti (Dit. PTIST BPPT), dan Drs. Muhammad Idris (Puslitbang Jalan dan Jembatan, Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum). Acara ini dimoderatori oleh Ir. J Widiatmoko, MsTr (Kepala Puslitbang Perhubungan Darat). (ARI)