Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Minggu, 25 November 2012

3397 x Dilihat

JALUR KRL CILEBUT-BOGOR DIUPAYAKAN SATU JALUR

(Jakarta, 25/11/2012) Upaya perbaikan longsoran yang terjadi di KM45 rel kereta api arah Cilebut-Bogor yang terjadi pada Rabu sore (21/11) lalu terus dilakukan walaupun hampir setiap menjelang sore hingga malam  turun hujan. Saat ini uji coba pengaktifan satu jalur ke arah Bogor tengah dilakukan agar perjalanan bisa berakhir di stasiun Bogor mulai pekan ini  untuk memberikan pelayanan kembali kepada masyarakat Bogor dan sekitarnya.

Uji coba dilakukan dengan menjalankan Kereta Api (KA) MTT seberat 60 ton atau lebih berat 10 ton dari Kereta Rel Listrik (KRL) seberat 10 ton untuk mengetahui kualitas tanah pada rel yang sementara ini tidak digunakan. Selain itu juga tengah dilakukan pemasangan listrik aliran atas (LAA) untuk operasional yang terputus akibat tiang kabel yang roboh.

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengharapkan penggunaan satu jalur ke arah Cilebut dan Bogor bisa segera dilaksanakan seusai uji coba. "Informasinya sudah oke dari uji coba yang dilakukan, karena kita memang kejar-kejaran dengan hujan. Bila hujan, pengerjaan perbaikan otomatis dihentikan terlebih dahulu," katanya di Jakarta, Minggu (25/11).

Faktor keselamatan menurut Wamen tetap nomor satu dan akan dilihat hasilnya apakah sudah layak atau belum untuk bisa dijalankan KRLnya ke arah Bogor. Karena paling tidak apabila sudah bisa digunakan, maka akan mengeluarkan sembilan KRL yang sejak Rabu sore tertahan di Stasiun Bogor yang membuat perjalanan KRL sejak Rabu lalu berkurang.

Wamen menambahkan, kalaupun nantinya sudah bisa digunakan satu lajur ke arah Cilebut dan Bogor, namun kecepatannya akan disesuaikan dan diatur lebih rendah untuk mencegah guncangan yang terlalu besar di wilayah longsoran.

"Intinya pengerjaan sudah dilakukan mulai dari pembuatan drainase, pengerasan tanah, paket perbaikan dan akan dievaluasi dan diteliti apakah perlu ada perbaikan lain karena pada dasarnya diketahui wilayah tersebut bukan wilayah rawan longsor namun lantaran terjadi luapan dari suangai yang kepenuhan," imbuh Wamen.

Untuk itu,  belum bisa dipastikan kapan KRL bisa beroperasi normal atau dua jalur kembali untuk melayani masyarakat pengguna jasa KRL karena akan diteliti lebih dalam lagi apakah di bawah tanah ada aliran air atau tidak, formasi tanahnya, dan hal teknis lainnya.

Untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut menurut Wamen, pihaknya dan PT Kereta Api bersama-sama dan saling mendukung  karena menjadi satu tim. Bila diperlukan maka akan dibantu seperti penyediaan bantalan rel dan rel yang terputus.

Seperti diketahui, sejak Rabu sore lalu, perjalanan KRL hanya berakhir di Stasiun Bojonggede, lantaran terjadi longsoran hingga 200 meter yang mengakibatkan sepanjang 75meter rel tergantung di atas tanah serta jatuhnya beberapa tiang listrik aliran atas.

Akibatnya masyarakat Bogor dan Cilebut yang akan bepergian menggunakan KRL harus menyambung dengan angkutan umum atau kendaraan pribadi seperti sepeda motor yang otomatis membuat lalu lintas semakin padat, terutama di jam-jam sibuk baik pagi maupun sore hari. (CHAN)

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU