16984 x Dilihat
MRO INDUSTRY TO BE DEVELOPED AS THE HOST IN THE COUNTRY
(Tangerang, 21/1/2011) Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) adalah salah satu hal yang sangat penting untuk memastikan keselamatan penerbangan dan kualitas pelayanan dalam penerbangan. Hal tersebut diperlukan seiring dengan berkembangnya dunia penerbangan di Indonesia. Pada tahun 2010, jumlah penumpang domestik secara kesuluruhan adalah lebih dari 100 juta. Sedangkan untuk Bandara Soekarno Hatta sendiri, jumlah penumpang domestik sendiri adalah 43,7 juta. Perkembangan dunia penerbangan tersebut harus didukung oleh industri lain di dalamnya.
“Perkembangan dunia penerbangan di Indonesia harus didukung industri lain yang menunjang dunia penerbangan tersebut yaitu diantaranya industri MRO,” jelas Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono saat melakukan kunjungan kerja bersama Wakil Menteri Perindustrian Alex SW Retraubun ke Garuda Maintenance Facility (GMF) di Bandara Soekarno Hatta pada Jum’at (21/1).
Wamenhub menjelaskan, industri MRO di Indonesia sendiri baru dapat melayani perawatan pesawat sekitar 30-35%. Sisanya masih dikerjakan di luar negeri. “Seharusnya pangsa pasar perawatan pesawat dalam negeri dilakukan di dalam negeri supaya kita menjadi tuan rumah di negeri kita sendiri,” tegas Wamenhub. Selain itu, industri MRO Indonesia ini merupakan peluang yang cukup besar tidak hanya untuk pangsa domestik tapi juga untuk pangsa Asia Pasifik.
Industri MRO di Indonesia, menurut Wamenhub, mempunyai keunggulan yaitu biaya. Wamenhub menyatakan biaya man-hours di Indonesia adalah setengah dari biaya man-hours di Eropa dan negara maju di Asia lainnya. Oleh karena itu, menurut Wamenhub, hal tersebut menjadi keunggulan tersendiri untuk meningkatkan daya saing industri MRO Indonesia.
Hal senada diungkapkan Wamen Perindustrian. Alex menyatakan bahwa industri penerbangan mempunyai profit yang pasti dan padat karya. Oleh karena itu, industri MRO ini perlu dikembangkan supaya dapat bersaing dengan negara lain.
Sebagaimana dijelaskan oleh Ketua IAMSA (Indonesian Aircraft Maintenance Shop Association) Richard Budihadianto, perusahaan MRO di Eropa dan Amerika Utara memilih fokus menggarap teknologi tinggi dan padat modal sehingga mereka menyerahkan perawatan airframe kepada Asia Pasifik dan Amerika Selatan.
Oleh karena itu, menurut Wamenhub, acara kunjungan kerja ke GMF bersama Wakil Menteri Perindustrian ini adalah untuk memformulasikan bersama langkah-langkah yang dibutuhkan untuk meningkatkan daya saing dunia penerbangan Indonesia dan bagaimana mewujudkan industri penerbangan Indonesia dapat menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. “Salah satu contohnya adalah konsep aviation park yaitu suatu kawasan khusus untuk maintenance, repair, dan overhaul dunia penerbangan. Konsep tersebut membutuhkan kajian dan kerja sama dengan kementerian-kementerian yang terkait,” papar Wamenhub. (RY)