Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Senin, 06 April 2015

4379 x Dilihat

Dua Rel Ganda Beroperasi, Perlintasan Kereta Akan Ditutup

JAKARTA - Proyek double-double track (dua rel ganda) yang dikerjakan Kementerian Perhubungan ditargetkan beroperasi pada 2018. Jika sudah berjalan, jadwal perjalanan Commuter Line akan lebih sering. Konsekuensinya, banyak perlintasan sebidang yang harus ditutup.

"Misalnya saja, perlintasan kereta di Jatinegara-Cipinang harus diganti dengan jalan layang," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwi Atmoko di Kantor Kementerian Perhubungan, Kamis (2/4).

Hal serupa juga akan dilakukan untuk perlintasan yang ada di sepanjang jalur kereta Jatinegara - Bekasi. Semua perlintasan akan ditutup untuk menghindari resiko kecelakaan akibat banyaknya kereta yang lalu-lalang. "Kami sudah berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi DKI dan Pemerintah Daerah Bekasi untuk membuat jalan alternatif," ujarnya.

Penutupan perlintasan sebidang ini akan membuat laju Commuter Line bertambah cepat karena tak terhambat apa pun. Hal ini terkait dengan keinginan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan pengguna KRL Commuter Line dengan layanan yang cepat.

Adapun proyek dua rel ganda ini telah dimulai sejak 2012. Proyek yang didanai dari pinjaman Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia ini dibagi menjadi empat paket pengerjaan dengan total anggaran lebih dari Rp 5 triliun. Hermanto mengatakan proyek ini akan dikebut hingga akhir tahun.

Jika seluruh proyek selesai pada 2018, dari empat rel tersebut, ujar dia, dua rel (double track) yang sudah ada akan digunakan untuk Commuter Line. Sedangkan dua rel yang baru untuk kereta api jarak jauh, yakni dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Saat itu jumlah penumpang kereta api Commuter Line menjadi 1,2 juta per hari dengan sekitar 1.200 gerbong. Saat ini jumlah penumpang sebanyak 700 ribu dengan 900 gerbong. Sehingga persoalan transportasi kota selama ini dapat teratasi.

Proyek double-double track (dua rel ganda) yang dikerjakan Kementerian Perhubungan dikebut hingga akhir tahun. Pasalnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Hermanto Dwi Atmoko menemukan pengerjaan proyek baru sampai 33 persen. Padahal kontrak berakhir tahun depan.

"Saya akan genjot agar tak berlarut-larut," katanya.

Sebelumnya, dia mendapat laporan pembangunan fisik sudah berjalan hingga 72 persen. Tapi hal berbeda tampak saat dia melihat langsung ke lapangan pada Rabu pekan lalu. Di antaranya, masih ada hambatan berupa ruas rel yang digunakan untuk kepentingan angkutan barang. Selain itu, lahan di dekat Stasiun Tambun hingga Cikarang masih terkendala pembebasan lahan.

Adapun target pembangunan paket tahun ini adalah elektrifikasi Bekasi-Cikarang; pembangunan Stasiun Bekasi, Bekasi Timur, Tambun, Cibitung, dan Cikarang; serta persinyalan dan telekomunikasi Manggarai-Cikarang. Proyek ini akan melengkapi paket proyek sebelumnya yang sudah selesai, berupa dua rel baru di sisi utara yang membentang mulai Stasiun Manggarai hingga Stasiun Bekasi.

Proyek dua rel ganda ini telah dimulai sejak 2012. Proyek yang didanai dari pinjaman Pemerintah Jepang dan Pemerintah Indonesia ini dibagi menjadi empat paket pengerjaan dengan total anggaran lebih dari Rp 5 triliun. Hermanto mengakui progress pengerjaan proyek memang sangat lamban.

Namun, jika seluruh proyek selesai pada 2018, dari empat rel tersebut, kata dia, dua rel (double track) yang sudah ada akan digunakan untuk KRL. Sedangkan dua rel yang baru untuk kereta api jarak jauh, yakni dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. (BUN)

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU