Admin Portal - Sabtu, 05 Desember 2009

4942 x Dilihat

DRY PORT AROUND INDUSTRIAL AREA TO BE REVITALIZED

(Jakarta, 04/12/09) Pemerintah menginstruksikan diaktifkannya kembali sejumlah dry port di kawasan-kawasan industri. Tujuannya adalah mendistribusikan titik pemeriksaan kepabeanan di daerah di luar Tanjung Priok untuk menghindari penumpukkan dan memperlancar arus keluar-masuk barang dari dan menuju pelabuhan tersibuk di Indonesia tersebut.


Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono mengungkapkan, upaya pengaktifan kembali area-area penampungan kontainter di kawasan industri itu didasari pada peningkatan jumlah volume kontainer yang tidak lagi sebanding dengan kapasitas penampungan di Tanjung Priok.


”Pada 2011 akan ada 930 unit kontainer per jam yang masuk Tanjung Priok. Sementara daya tampungnya saat ini hanya 600 kontainer. Karena itu dry port - dry port yang ada di kawasan-kawasan industri harus dihidupkan lagi. Karena kalau tidak, arus barang bisa terhambat,” jelas Wamenhub kepada wartawan di Jakarta, Jumat (4/12).


Menurut Wamenhub, selama sepekan terakhir ini dirinya telah melakukan peninjauan ke sejumlah area penampungan barang dan kontainer di luar Pelabuhan Tanjung Priok. Salah satunya adalah area penampungan kontainer di Stasiun Gede Bage, Bandung, bersama Wakil Menteri Perdagangan Mahendra Siregar.


"Pekan depan kita mau lihat dry port yang di Cikarang bersama Departemen Pekerjaan Umum, dan tujuh pengelola kawasan industri di situ,” jelas Wamenhub.


Dijelaskan, ketujuh pengelola kawasan industri yang berada di wilayah Kabupaten Bekasi, Jabar, tersebut telah menyepakati nota kesepahaman (MoU) tentang rencana pengaktifan kembali dry port di lokasi tersebut. ”MoU itu nanti akan kita kaji ulang, untuk kemudian dibuat MoU baru yang akan lebih merefleksikan. Jalurnya nanti seperti apa, kita akan lihat," ujarnya. (DIP)

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU