Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Jumat, 27 Januari 2012

4405 x Dilihat

DISKUSI LITBANG : PERUBAHAN SISTEM KRL BELUM BERJALAN EFEKTIF

(Jakarta, 26/01/2012) Sejak diberlakukan pada tanggal 1 Desember 2011, sistem loopline atau pola operasi melingkar menimbulkan banyak keluh kesah dari masyarakat pengguna Kereta Rel Listrik (KRL). Waktu tempuh perjalanan yang bertambah lama karena sistem transit yang belum berjalan secara efektif merupakan salah satu alasan permasalahan tersebut, demikian disampaikan L. Denny Siahaan,  Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Litbang) dalam Round table Discussion Litbang Kemenhub bertema “Kebijakan Perubahan Rute Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek dan Pengaruhnya Terhadap Mobilitas Pengguna KRL” yang diselenggarakan di Ruang Rapat Utama Badan Litbang Jakarta, Kamis (26/01).

Aksi korporasi yang dilakukan PT KAI  yaitu pemberlakuan sistem single operation pada tanggal 2 juli 2011 dan dilanjutkan  pada pemberlakuan sistem loopline pada tanggal 1 desember 2011 yang lalu mengarah kepada single service yang berarti semua KA yang beroperasi di komuter Jadobetabek  sudah tidak dibedakan.
“Aksi tersebut kami ambil agar bisa mencapai target 1.2 juta penumpang per harinya dan agar terjadi penyebaran di setiap stasiun“, ujar Henri Anom Tjahyono, Direktur Operasi PT Kereta Api Komuter Jabodetabek dalam paparannya.

PT KAI Commuter Jabodetabek  (KCJ) mengevaluasi peningkatan volume penumpang KRL AC selama  sistem single operation, terjadi peningkatan sebesar 14 persen atau kurang lebih 322.804 penumpang  selama 2 minggu  sejak diberlakukannya sistem tersebut.

Lebih lanjut lagi Henri Anom menyampaikan, sistem loopline tersebut berdampak pada penambahan frekuensi perjalananan dan kapasitas angkut. Diakuinya bahwa telah terjadi peningkatan volume penumpang sebesar 11 persen. Ini terjadi indikasi migrasi penumpang non AC ke commuter line atau adanya penumpang yang baru. Perubahan sistem loopline ini kedepan secara ideal seharusnya tidak terganggu kereta intercity , kereta lokal atau kereta barang  serta diharapkan headwaynya lebih baik.

“Selain itu, kami berencana dalam jangka waktu menengah ini untuk memanjangkan peron, SF KRL 10 kereta. Namun kedepan sasarannya  bukan panjangnya rangkaian tetapi headwaynya semakin meningkat, “tambah Henri Anom.

Sementara, Moehamad S.Hendrowiyono  dari Masyarakat Transportasi Indonesia bahwa menurutnya secara realistis menambah peron jauh lebih mudah dan lebih cepat dibanding mempersingkat headway, karena mempersingkat headway bisa berakibat pengalihan dari kepadatan penumpang di dalam kereta menjadi kemacetan lalu lintas yang berdampak pada masyarakat luas dan efek gangguan ekonominya lebih besar.

Menurut Rahayu, narasumber dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, penumpukan penumpang dan kekecewaan pada para pengguna KRL diakibatkan kurangnya informasi dan waktu yang cukup untuk sosialisasi sehingga membingungkan pengguna KRL dan  perubahan perilaku  pengguna KRL secara psikologis  terhadap kebiasaan jadwal dan rute KRL.

Sedangkan menurut juru bicara Komunitas KRL Mania, Agam Faturrahman yang hadir dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa faktanya tidak hanya waktu tempuh perjalanan yang bertambah lama tetapi juga banyak terjadi penumpukan penumpang di stasiun transit dan stasiun lainnya sepanjang masa uji coba tersebut.

Perubahan rute Kb Parung panjang/Serpong – Tanah Abang (PP),  Jalur ini menghubungkan stasiun Tanah Abang ke stasiun Maja, dan melewati beberapa stasiun seperti Palmerah, Kebayoran, Pondokranji, Sudimara, dan rute Rawabuntu, Tangerang – Duri (PP), Jalur ini menghubungkan Stasiun Duri dan Stasiun Tangerang. Selain itu, nantinya jalur ini juga akan dilewati KRL tujuan bandara Soekarno-Hatta, Tanjung Priok – Jakarta Kota (PP). Jalur ini menghubungkan Stasiun Jakarta Kota dan Stasiun Tanjung Priok, dan melewati Stasiun Kampung Bandan Atas, Sungai tirem, dan Ancol.

Perubahan rute baru ini diharapkan dapat mengurangi overlapping/tumpang tindih diantara rute kereta api dan mengurangi perpotongan diantara perjalanan KRL serta untuk meningkatkan kapasitas angkut, ujar Bahal ML Gaol, Peneliti Bidang Transportasi Darat.

Pembicara dalam Roundtable discussion ini menghadirkan Ir. Bahal ML Gaol selaku Peneliti Bidang Transportasi Darat, Drs. Henri Anom Tjahyono, MT selaku Direktur Operasi PT Kereta Api Komuter Jabodetabek. Untuk pembahas materi antara lain adalah; Purnomo Radiq selaku Executive Vice President Daop 1 , Djoko Setijowarno selaku pengurus Masyarakat Transportasi Indonesia, Moehamad S.Hendrowiyono, perwakilan dari Masyarakat Transportasi Indonesia, Rahayu dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Agam Faturrahman selaku juru bicara komunitas KRL Mania. Acara ini dimoderatori oleh Ir. J. Widiatmoko M.Str : Kapuslitbang Perhubungan Darat. (YS)



 

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU