10848 x Dilihat
DISKUSI LITBANG : CETAK BIRU SISLOGNAS, PENUNJANG IMPLEMENTASI MP3EI
(Jakarta, 12/4/2012) Dalam upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Peningkatan Kinerja Sistem Logistik Nasional Indonesia sebagai salah satu prasarana dalam membangun daya saing nasional serta mendukung pelaksanaan MP3EI 2011 – 2025, telah ditetapkan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Cetak Biru Pembangunan Sistem Logistik Nasional (Sislognas).
Cetak biru Sislognas tersebut digunakan sebagai panduan dalam pengembangan logistik bagi para pemandu kepentingan terkait serta koordinasi kebijakan dan pengembangan Sislognas .
Pendekatan Sislognas diarahkan pada 6 ( enam) kunci penggerak utama logistic, antara lain : komoditas penggerak utama, infrastruktur transportasi, pelaku dan penyedia jasa logistik, Teknologi Informasi dan Komunikasi, sumber daya manusia (SDM) logistik, serta regulasi dan kebijakan. Demikian disampaikan oleh L. Denny Siahaan selaku Pelaksana Tugas Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan dalam diskusi bertema “Antisipasi Transportasi Antarmoda/Multimoda Dalam Rangka Mendukung Sistem Logistik Nasional” yang dilaksankan pada tanggal 12 April 2012 di Badan Litbang Perhubungan.
Erwin Raza selaku narasumber Kementerian Koordinasi Perekonomian dalam diskusi menyampaikan menyampaikan bahwa Cetak biru merupakan arah dan pola pengembangan Sislognas pada tingkat kebijakan makro yang dijabarkan lebih lanjut dalam RKP dan RK Kementerian/Lembaga setiap tahunnya.
Cetak biru berperan dalam mencapai sasaran RPJMN, menunjang Implementasi MP3EI, dan mewujudkan visi ekonomi Indonesia Tahun 2025, yaitu “Locally integrated, Globally connected, for National Competitiveness and Social Welfare”. Lebih lanjut disampaikan pendekatan utama Cetak Biru Sislognas antara lain dengan pendekatan Berbasis Manajemen Rantai Pasok (Supply Chain Management), pendekatan Paradigma (ship follws then trade promoties the trade), dan menggunakan pendekatan 6 kunci penggerak utama logistik (six key drivers).
Adapun tahapan Kinerja Logistik terbagi atas tiga tahap yakni Tahap I (2011-2015) terwujudnya sistem logistik Nasional yang efektif dan efisien dalam rangka mencapai visi Locally Integrated dan mewujudkan landasan yang memadai untuk berkoneksi dan jejaring loggistik ASEAN. Tahap II (2016 – 2020) Memperkokoh Integrasi Logistk dalam negeri, sinkronisasi, koordinasi dan integrasi dengan jejaring logistic ASEAN, dan meletakkan dasar landasan yang kokoh untuk berintegrasi dengan jejaring logistic Global dalam rangka mencapai visi Globally Connected. Tahap III ( 2021 - 2025) beroperasinya Sistem Logistik Nasional yang efektif dan efisien yang terkoneksi dengan jejaring Logistik Global.
Perlunya pengembangan konektivitas untuk mendukung Sislognas yakni untuk menghadapi tantangan dalam upaya menurunkan disparitas harga dan pelayanan antar wilayah, mewujudkan percepatan penanggulangan kemiskinan, dan peningkatan daya saing antar kota dan pulau. Sehingga dapat mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil makmur dan sejahtera.
Diskusi Roundtable Discussion menghadirkan pembicara Erwin Raza( Kementerian Koordinator Perekonomian); Ikhwan Hakim (Bappenas); dan para pembahas : Sugianto (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat); Jumadi (Dirjen Perkeretaapian); Hemi Pamurahardjo ( DitjenKapus Perhubungan Darat); Siti Aryanti ( Sekjen DPP ALFI/ILFA); Zaldy Masita (Ketua Asosiasi Logistik Indonesia); Slamet Mulyana (Dijen Bina Marga Kemenetrian PU), bertindak selaku moderator Kapus Manajemen Transportasi Multimoda Dra. Nurdjanah, MM. (HST)