Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Kamis, 10 Mei 2012

5468 x Dilihat

DGCA: WAIT FOR NTSC INVESTIGATION RESULT

(Jakarta, 10/5/2012) Untuk memastikan penyebab musibah kecelakaan pesawat Sukhoi Super jet 100 di kawasan Gunung Salak pada Rabu (9/5), Kementerian Perhubungan meminta semua pihak menunggu hasil dari penelitian dan investigasi tim dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Herry Bakti S. Gumay mengemukakan, pihak Rusia yang menerbangi pesawat Sukhoi berkapasitas 100 orang itu sudah mendapat ijin untuk promosi penerbangan dari Kementerian Luar Negeri, Mabes TNI, dan Kemenhub dan memilih terbang ke wilayah udara di kawasan Landasan Udara TNI AU Atang Sandjaya, Bogor.

“Tujuan mereka adalah untuk promosi Sukhoi di Indonesia dan dilaksanakan di Bandara Halim Perdana Kusuma dengan mengundang komunitas penerbangan,” ujar Herry di Jakarta, Kamis (10/5).

Menurut Herry, pesawat hilang kontak setelah 12 menit terbang yakni dari pukul 14.21 hingga 14.33 dan meminta untuk merendahkan penerbangan dari 10.000 feet menjadi 6.000 feet  kepada ATC. Namun ternyata pada akhirnya ditemukan di pegunungan Salak di wilayah Kabupaten Sukabumi. Apabila posisi pesawat masih di atas Atang Sanjaya, kerendahan penerbangan tersebut tidak bermasalah dan tetap bisa dilakukan oleh pesawat udara.

Herry mengemukakan, pilihan terbang di kawasan Bogor memang sering dilakukan mengingat minimnya penerbangan di wilayah udara tersebut dan tidak ada penerbangan berjadwal yang melewati wilayah itu kecuali untuk pesawat carter.

Kemungkinan cuaca yang kurang bagus yang menghalau pandangan pilot, menurut Herry berdasarkan data dari BMKG diketahui bila kondisi cuaca tertutup awan namun tidak sampai penuh. Namun Herry tidak bisa memastikan apakah itu menjadi salah satu penyebab atau tidak, sebelum hasil investigasi dilakukan KNKT dan dirilis ke publik.

“Kita tidak bisa mengira-ngira atau memprediksi apa yang menjadi faktor terjadinya kecelakaan, kita tunggu saja hasil investigasi KNKT,” imbuh Herry.

Kemenhub ditambahkan Herry juga tidak  akan campur tangan dengan rencana pembelian pesawat Sukhoi tipe tersebut yang akan dilakukan PT Kartika Airlines sebanyak 30 pesawat dan PT Sky Aviation sebanyak 12 pesawat karena merupakan wilayah bisnis mereka atau B to B (bisnis to bisnis).

Seperti diketahui, pesawat Sukhoi Superjet 100 melakukan joy flight dari Bandara Halim Perdana Kusuma dalam rangka promosi kepada konsumennya. Setelah berhasil pada penerbangan pertama, pesawat yang mengangkut penumpang dari berbagai kalangan termasuk lima wartawan itu hilang kontak dan ditemukan di kawasan gunung Salak pada Kamis (10/5) pagi oleh tim SAR. (CHAN)

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU