(Jakarta, 2/3/2011) Dengan alasan keselamatan, Dirjen Perhubungan Laut Kementrian Sunaryo mendukung langkah Administrator Pelabuhan Benoa, Bali Kapten Ezau Daniel Kakisina yang melarang kapal cruise dengan nama Legend of The Seas, sandar di Pelabuhan Benoa Bali.

‘’Saya mendukung dan membenarkan langkah yang diambil oleh Adpel Benoa, yang melarang kapal wisata Legend of The Seas itu bersandar di pelabuhan Benoa Bali. Karena kalau sampai memaksakan untuk bersandar dan kemudian ada masalah, kita juga yang repot nantinya,’’ kata Sunaryo disela-sela pembahasan revisi UU No 17 tahun 2008 di gedung DPR-RI rabu (2/3).

Untuk diketahui, Selasa kemarin sekitar pukul 17.20 Wita sebuah kapal pesiar mewah Legend of The Seas dengan sepanjang 264,26 meter dan lebar 32 meter tiba di pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali. Kapal tersebut mengangkut wisatawan asing sebanyak 1.400 orang.
Karena posisi kapal terlalu panjang dan tidak sesuai dengan kondisi alam pelabuhan Benoa, maka Adpel pelabuhan Benoa melarang kapal tersebut melakukan sandar. Para penumpang kapal milik Royal Caribbean Cruise Line itu pun akhirnya diangkut menggunakan boat menuju dermaga.

‘’Alasan kita melarang sandar karena demi keselamatan. Jangan kemudian di plintir Kementrian Perhubungan tidak mendukung program pariwisata Indonesia. Juga jangan asal ngomong bahwa Kementrian Perhubungan tidak mendukung program pariwiasata,” tegas  Sunaryo 

Dijelaskan oleh Sunaryo, ukuran kapal pesiar Legend of The Seas terlalu besar, sehingga tidak bisa merapat ke Pelabuhan Benoa. “ Jika ini dipaksakan kapal akan kandas dan bisa memakan waktu tiga sampai empat bulan untuk mengatasinya. Kalau itu sampai terjadi bukan saja akan mengakibatkan kapal tidak bisa keluar dari pelabuhan, hal lain juga akan mengakibatkan kerugian yang sangat besar karena kapal lain tidak bisa masuk dan keluar dari pelabuhan tersebut,’’ jelasnya.
Oleh karena itu, Sunaryo meminta kepada pihak pariwisata agar tidak memaksakan kapal Legend of The Seas merapat ke dermaga Pelabuhan Benoa. (PR)