14452 x Dilihat
SURABAYA MERCHANT MARINE COLLEGE IS READY TO UPGRADE STATUS TO MERCHANT MARINE POLYTECHNIC
(Surabaya, 12/02/2012) Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Surabaya, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Kementerian Perhubungan sudah memiliki sarana dan pengajar untuk menjalankan program pendidikan Diklat Pendidikan (DP) III. Kini pihak manajemen balai berupaya agar mendapat peningkatan status menjadi Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP).
Menurut Kepala BP2IP Surabaya Ir. Tata Sukapradja, MM, Mar. E peningkatan satus itu sangat penting, untuk melaksanakan pendidikan pembentukan perwira pelaut program DP III ( ANT III / ATT III), yang saat ini lulusannya sangat dibutuhkan pengusaha pelayaran baik nasional maupun internasional untuk mengoperasikan kapal yang mereka miliki.
“Saat ini perkembangan industri pelayaran nasional sangat baik, sejalan dengan adanya Inpres No 5 tahun 2005 tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional melalui penerapan azas cabotage (pendistribusian komoditas dalam negeri diangkut kapal berbendera nasional). Dampak positif itu membuat pengusaha pelayaran nasional meningkatkan jumlah kapalnya. Dan, pada akhirnya membutuhkan perwira pelaut untuk mengoperasikannya,” papar Tata Sukapradja, Minggu (12/2).
Lebih jauh Tata Sukapradja menyatakan, dengan tingginya kebutuhan perwira pelaut itu, maka menjadi kewajiban pemerintah untuk menyediakan pelaut perwira tersebut. Saat ini jumlah lembaga pendidikan yang mencetak pelaut program DP III masih terbatas, sehingga upayanya dengan melakukan peningkatan status dari balai pendidikan yang sudah ada.
“BP2IP Surabaya siap menjadi PIP, karena selama ini pemerintah melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), Kementerian Perhubungan, mendukung dengan pengadaan sarana pendidikan berupa gedung baru, berbagai peralatan pendididikan dan pelatihan, dan peningkatan jumlah instruktur yang sesuai dengan standar pendidikan DP III,” ungkap Tata Sukapradja.
Gedung baru BP2IP Surabaya itu, rencananya akan diresmikan penggunaannya oleh Menteri Perhubunngan E E. Mangindaan pada Senin (13/), sekaligus pengangkatan Ibu Adelina T Mangindaan sebagai Ibu Asuh Taruna-Taruni Matra Darat, Laut dan Udara, BPSDM Perhubungan, Kementerian Perhubungan.
Gedung baru yang akan diresmikan itu berada di Jalan Gunung Anyar Boulevard, Gunung Anyar, Rungkut. Luas lahan nya mencapai 11,4 Ha. Gedung baru itu diantaranya terdiri dari gedung kelas barat dan timur, lapangan upacara, kolam latih, fire ground, ruang genset, ruang work shop, ruang makan taruna, perpustakaan, lapangan sepak bola, asrama taruna, kolam renang, auditorium, spor hal, mess perwira, gedung loundry.
Untuk peralatan latih para taruna, selama ini sudah dimiliki dan berada di kampus lama di Jalan Hang Tuah No. 5 Surabaya sudah dipindahkan ke ruang baru yang tersedia. Peralatan latih itu diantaranya, ECDIS ( Electronic Chart Device and Information System) Simultor, Radar Simulator, Cubical Bridge Simulator, Full Mission Bridge Simulator.
Pembangunan gedung baru ini sangat mendukung mengimbangi peningkatan minat masyarakat untuk menyerahkan putra-putrinya menjadi pelaut perwira program DP IV. Sejak berdiri ditahun 1984 di gedung lama setiap tahunnya terjadi peningkatan taruna. Namun karena di kampus lama luas sangat terbatas, hanya 0,5 Ha, membuat sarana kelas balai semakin padat menampung peningkatan jumlah taruna yang masuk. Untuk itu, maka pada tahun 2008-2010 berlangsung pembangunan gedung baru tersebut.
Peningkatan jumlah taruna DP IV itu terlihat sejak tahun 2007 yang jumlahnya mencapai 146 orang ( Nautika 78 dan Teknika 68), tahun 2008 meningkat menjadi 166 orang (Nautika 84 orang dan Teknika 82 orang), tahun 2009 jumlah tarunanya mencapai 151 orang (Nautika 73 orang dan Teknika 78 orang), tahun 2010 jumlah tarunanya sebanyak 155 orang (Nautika 93 orang dan Teknika 62 orang), tahun 2011 tarunanya berjumlah 150 orang (Nautika 90 orang dan Teknika 60 orang). Tahun 2012 rencana BP2IP Surabaya akan menerima taruna DP IV sebanyak 120 orang.
Sejak tahun 2009 terlihat taruna DP IV mengalami penurunan. Hal itu terjadi karena balai menerima taruna pembentukan untuk DP Dasar (D) yang jumlahnya sebanyak 119 orang (Nautika 58 orang dan Teknika 61 orang), tahun 2010 jumlah taruna semakin bertambah menjadi 266 (Nautika 107 orang dan Teknika 94 orang), sedangkan pada tahun 2011 jumlah taruna DP Dasar menjadi 201 orang. Daya tampung kampus lama menjadi semakin padat dengan berlangsungnya dua program itu, program DP Dasar dan DP IV.
Meski belum mendapat peningkatan status sebagai PIP, namun BP2IP Surabaya pada tahun 2010 mendapatkan rekomendasi dari Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kementerian Perhubungan, untuk menyelenggarakan program DP III non diploma. Program tersebut merupakan program pemerintah dalam rangka mempercepat peningkatan pembentukan pelaut. Pada program ini lama pendidikan 2,5 tahun (1,5 tahun di kampus dan 1 tahun praktek layar).
Program percepatan pembentukan pelaut ini berlangsung di gedung baru. Pada tahun pertama diselenggarakan jumlah tarunanya sebanyak 174 orang (Nautika 62 orang dan Teknika 112 orang), tahun 2011 jumlah taruna yang diterima sebanyak 158 orang (Nautika 62 orang dan Teknika 96 orang). Tahun ini pihak balai rencananya akan menerima sebanyak 240 orang.
“Penyelenggaraan program DP III non diploma ini merupakan penunjukan pemerintah dan didasari kecukupan sarana dan pengajarnya,” ujar Tata Sukapradja.
Untuk itu, tambah Tata Sukapradja, jika BP2IP Surabaya, jika BP2IP Surabaya sudah mendapatkan pengakuan status menjadi PIP, maka akan menerima calon taruna untuk program DP III diploma, sebagaimana yang sudah dilakukan seperti di PIP Makassar, PIP Semarang dan STIP Jakarta.
Selain itu juga BP2IP Surabaya menyelenggarakan Diklat Penjenjangan. Jumlah tarunanya juga terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2007 jumlah peserta diklat penjenjangan sebanyak 9916 orang, tahun 2008 sebanyak 12599 orang, tahun 2009 berjumlah 17573 orang, tahun 2010 sebanyak 23503 orang dan tahun 2011 sebanyak 18723 orang. Jadi rata-rata terjadi kenaikan peserta diklat penjenjangan sebesar 107 %.
Untuk Diklat keterampilan (proviciency), program yang diselenggarakan berupa diklat Basic Safety Training (BST), Survival Craft & Rascue Boat (SCRB) Advance Fire Fighting (AFF), Medical First Aid (MEFA), Medical Care (MC), Ship Security Officer (SSO), Radar Simulator, Arpa Simulator, Crowd Management, Crisis Manajemen, dan GMDSS.(AB)