Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Sabtu, 23 Agustus 2025

462 x Dilihat

Berikan Kemudahan Bagi Masyarakat, Integrasi Angkutan Umum Jangkau Seluruh Kawasan Banjarbakula

Banjarmasin - Siang itu, Rabu (30/7), di Terminal Gambut Barakat, sejumlah warga tengah menunggu datangnya bus Trans Banjarbakula yang akan mengantar mereka ke Kecamatan Pelaihari, Kalimantan Selatan. Salah satunya adalah Wargito, warga Pelaihari yang selama beberapa tahun terakhir telah menggunakan Bus Trans Banjarbakula untuk mengantarkannya ke rumah sakit.

"Saya tadi dari RSUD Ulin Banjarmasin. Saya memang rutin ke rumah sakit Ulin untuk periksa. Dari daerah rumah saya ke sini saya naik Bus Trans Banjarbakula. Harganya murah, fasilitasnya nyaman, dan pelayanannya baik," ujar pria berusia 66 tahun tersebut.

Wargito bercerita, sebelum ada Trans Banjarbakula, ia menaiki angkutan umum yang sering disebut "taksi" dengan biaya Rp30.000 untuk sekali perjalanan. Jika ingin lebih nyaman, warga Pelaihari yang hendak menuju Banjarmasin bisa menggunakan travel minibus dengan biaya Rp150.000 per orang per sekali jalan. Biaya ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan bus Trans Banjarbakula yang hanya mematok harga sebesar Rp5.000. Maklum saja, jarak antara Pelaihari ke Banjarmasin mencapai 60 kilometer.

Kehadiran Bus Trans Banjarbakula memang disambut baik oleh warga di Kawasan Banjarbakula. Pasalnya, bus ini menjangkau ke seluruh Kawasan Banjarbakula, yang luasnya sepertiga dari luas Provinsi Kalimantan Selatan. Provinsi ini sendiri memiliki luas wilayah 38.744 km2 terdiri atas 3 kawasan besar utama, yakni Kawasan Banjarbakula, Kawasan Banua Anam, dan Kawasan Tanah Bumbu Kotabaru.

Kawasan Banjarbakula sendiri merupakan satu kawasan yang terdiri atas 5 kabupaten/kota. Nama Banjarbakula merupakan akronim dari Kota Banjarbaru, Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, dan Kabupaten Tanah Laut. Total penduduk yang ada di kawasan ini adalah 2,2 juta orang.

Layanan Bus Trans Banjarbakula di Kalimantan Selatan

Sejak awal tahun 2022, masyarakat di Kawasan Banjarbakula sudah dapat menikmati layanan transportasi umum yang terintegrasi di seluruh Banjarbakula melalui bus Trans Banjarbakula. Ini merupakan program Teman Bus yang diinisiasi oleh Kementerian Perhubungan.

Trans Banjarbakula awalnya dikelola oleh Kementerian Perhubungan, melalui program Teman Bus. Teman Bus merupakan akronim dari Transportasi Ekonomis, Mudah, Andal, dan Nyaman. Teman Bus adalah layanan bus perkotaan berbasis skema Buy The Service (BTS).

Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat telah melaksanakan pengembangan angkutan massal berbasis jalan dengan skema BTS sejak tahun 2020. Dalam skema BTS ini, pemerintah melalui Kemenhub membeli layanan atau membayar ke pihak operator angkutan untuk menyediakan transportasi massal yang layak dan terjangkau.

Pada awalnya, layanan BTS ini diberikan secara gratis kepada masyarakat agar masyarakat mencoba dan merasakan manfaat dari bus ini. Setelah program dapat berjalan baik, pemerintah pusat akan menyerahkan pengelolaan bus tersebut kepada pemerintah daerah.

Program Teman Bus berbasis BTS hadir di Kalimantan Selatan dengan nama Trans Banjarbakula. Bus ini diperkenalkan awalnya pada 22 Desember 2021, namun mulai aktif beroperasi pada 1 Februari 2022. Awalnya fasilitas ini dapat dinikmati secara gratis. Kemudian mulai 31 Oktober 2022 tarif mulai dikenakan sebesar Rp 4.300. Lalu, sejak 1 Mei 2024 hingga sekarang, tarif ditetapkan Rp 5.000 per sekali naik. Ada pula tarif khusus Rp 2.000 untuk pelajar, lansia usia di atas 60 tahun, dan disabilitas.

"Respon masyarakat sangat antusias karena ini kan program yang sangat memberikan manfaat buat masyarakat. Apalagi dengan tarif yang murah, di mana tarif Rp5000 bisa keliling kota Banjarmasin, Banjarbaru, Pelaihari, dan Martapura. Kalau angkutan perkotaan sebelumnya kan tidak bisa langsung ya, harus menyambung-nyambung dan turun naik," ujar Kepala BPTD Kelas II Kalimantan Selatan Sigit Mintarso.

Masyarakat yang Beralih ke Transportasi Umum

Keberadaan Trans Banjarbakula memberi dampak baik bagi masyarakat. Berbagai manfaat dirasakan langsung setelah Trans Bajarbakula beroperasi. Peralihan dari penggunaan kendaraan pribadi menuju angkutan umum pun terjadi secara signifikan.

"Mei 2024 kami melaksanakan pengambilalihan dari pemerintah pusat ke pemerintah provinsi. Pemprov Kalimantan Selatan bekerja sama dengan pemerintah kota/kabupaten, kita sharing anggaran sehingga Trans Banjarbakula ini dalam proses yang mulus dapat diambil alih dan bisa beroperasi melayani masyarakat di aglomerasi Banjarbakula," jelas Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Selatan M. Fitri Hernadi.

Selain kenyamanan dalam integrasi dan harga yang terjangkau. Sejumlah manfaat lainnya juga dirasakan masyarakat. Diantaranya, akses menuju tempat wisata yang lebih mudah dan meningkatnya geliat ekonomi di kawasan sekitar rute yang dilewati Trans Banjarbakula.

"Tidak hanya keuntungan ekonomis. BTS Trans Banjarbakula ini juga mengurangi kepadatan jalan, kemudian juga mengurangi polutan yang saat ini banyak dikeluarkan oleh angkutan pribadi," tambah Fitri.

Berdasarkan survey yang dilakukan Dishub Kalsel terhadap 10.617 responden pelanggan BTS di tahun 2024, sebanyak 69% pelanggan BTS memiliki kendaran roda dua dan 26% pelanggan memiliki kendaraan roda 4. Sementara, pada survey yang dilaksanakan pada tahun 2023, dari 2.010 responden pengguna BTS, sebanyak 81,94% melakukan peralihan dari penggunaan motor menjadi angkutan umum.

Standar Operasional, Rute dan Jumlah Armada yang Memadai

Saat ini, Trans Banjarbakula memiliki 91 armada bus yang melayani 4 koridor. Koridor 1A melayani rute Terminal Gambut Barakat - Martapura dengan jarak tempuh 87 kilometer. Koridor kedua atau 1B melayani rute Terminal Gambut Barakat - Taman Siring KM 0 dengan jarak tempuh 87 kilometer. Koridor ketiga melayani rute Terminal Induk KM 6 - Anjir Muara dengan jarak tempuh 56 kilometer, dan koridor keempat melayani rute Terminal Gambut Barakat - Terminal Soemarsono (Pelaihari) dengan jarak tempuh 85 kilometer.

"Okupansinya pun bagus, sudah sekitar 90% hingga 96%, bahkan ada beberapa koridor yang saat ini sudah sampai 100%. Ini artinya kepercayaan masyarakat dan jaminan atas pelayanan transportasi di Kalimantan Selatan semakin tinggi,” tutur Fitri.

Sepanjang tengah tahun 2025 ini saja, yakni dari bulan Januari hingga Juni 2025, tercatat jumlah penumpang Bus Trans Banjarbakula telah mencapai 822.508 penumpang. Jumlah ini berkontribusi sebesar 86,5% terhadap total jumlah penumpang angkutan perkotaan di wilayah Banjarbakula yang tercatat sebanyak 951.205 penumpang.

Selain rute yang panjang dan armada yang memadai, keberadaan Bus Trans Banjarbakula juga sangat memperhatikan standar pelayanan bus. Fitri menjabarkan, enam aspek utama yang selalu dijaga adalah faktor keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan dalam akses, dan keteraturan.

"Capaian Indeks Standar Pelayanan Minimal Transbanjarbakula dari tahun 2022 hingga 2024 menunjukkan performa yang sangat tinggi dan konsisten, yakni selalu di atas 99%. Jadi bukan hanya performanya saja, tetapi juga kualitas pelayanannya selalu dijaga," tutur Fitri.

Integrasi Hingga ke Ujung Kalimantan Selatan


Sejak awal keberadaannya, Trans Banjarbakula terus mengalami pengembangan. Integrasi transportasi dan wilayah jangkauannya pun terus meluas. Saat ini, pada setiap pemberhentiannya, sudah tersedia layanan feeder yang mengantar masyarakat hingga ke wilayah perumahan. Selain itu, rute bus ini terkoneksi dengan angkutan sungai dan juga layanan Damri perintis.

“Lintas poros utama layanan angkutan umum ada di Trans Banjarbakula. Angkutan ini terintegrasi dengan lima kabupaten/kota. Semuanya saat ini sudah memiliki feeder. Jadi, ketika penumpang turun dari Trans Banjarbakula, bisa langsung lanjut naik feeder untuk mengantar ke kawasan perumahan," jelas Fitri.

Layanan feeder yang terintegrasi tersebut adalah Trans Kota Banjarmasin sebanyak 16 unit armada, Trans Kota Banjarbaru Juara sebanyak 16 unit armada, Trans Lakatan (Tanah Laut) sebanyak 4 unit armada, dan Trans Intan Banjar (Kabupaten Banjar) sebanyak 12 unit armada. Sementara, dua lainnya yakni Trans Sanggam (Kabupaten Balangan) sebanyak 3 unit armada, dan Trans Langsat Manis (Kabupaten Tabalong) sebanyak 10 unit armada.

Selain itu, Trans Banjarbakula juga terintegrasi dengan angkutan sungai dan angkutan bus lainnya. Jika penumpang naik bus dari Terminal Tipe A Gambut Barakat, bisa mengambil jurusan koridor 2 menuju Halte Taman Siring 0 km. Di Kawasan Integrasi Nol Kilometer inilah terdapat berbagai alternatif angkutan sungai.

"Di Kawasan Integrasi inilah bertemunya angkutan darat dan angkutan sungai di sepanjang Sungai Martapura. Karena posisinya yang berada di pinggir sungai, masyarakat yang turun dari bus bisa langsung naik angkutan sungai. Pilihannya bisa naik kapal kelotok, kapal kecil, speed boat dan long boat untuk menyusuri Sungai Martapura," jelas Fitri.

Selain itu, integrasi juga dapat menjangkau ujung Kalimantan Selatan melalui keberadaan Bus Damri Perintis. Masyarakat yang menggunakan Trans Banjarbakula dapat lanjut menaiki Damri Perintis dari Terminal Gambut Barakat, Terminal Soemarsono PA, dan dari Kotabaru.

General Manager Damri Banjarmasin Andi Wahyu Purnawan mengatakan Damri Perintis di kawasan Kalimantan Selatan melayani 6 rute dengan 8 unit armada bus. Pertama rute Terminal Gambut Barakat - Loksado (PP), kedua rute Terminal Gambut Barakat - Marabahan (PP), ketiga rute Terminal Soemarsono PA - Tabanio (PP), keempat, rute Terminal Soemarsono PA - Batakan (PP), kelima rute Terminal Soemarsono PA - Jorong (PP), dan keenam rute Kotabaru - Seriongga - Batulicin (PP).

Jam keberangkatan dibagi dua, yakni pukul 08.00 dan 09.00 WITA. Tarifnya bervariasi dari Rp15.000 hingga Rp50.000. Rute terjauhnya, yakni Terminal Gambut Barakat menuju Loksado, yakni sejauh 152 kilometer dengan biaya Rp50.000.

"Untuk wisata, rute favorit itu adalah dari terminal Soemarsono menuju Batakan. Di sana ada salah satu tempat wisata favotir Kalimantan Selatan, yaitu Pantai Batakan yang terkenal dengan pasir putih dan pemandangannya yang indah," ujar Andi.

Selain diharapkan untuk membuka akses pariwisata menuju Pulau Batakan, Damri Perintis ini dihadirkan juga terutama untuk memudahkan mobilitas masyarakat di daerah daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3TP) yang belum dilayani oleh angkutan umum lain.

"Harapan kami, pelayanan Damri Perintis yang terintegrasi dengan Trans Banjarbakula dapat mempermudah masyarakat dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari, baik itu pelajar, pekerja, maupun para pedagang. Dengan begitu, tersedia angkutan umum yang terjangkau, memberikan kemudahan, serta adanya integrasi dan terkoneksi dengan angkutan umum lainnya," kata Andi.

Sistem transportasi di kawasan Banjarbakula yang masih bertumpu pada sistem jaringan jalan membuat peran integrasi antar angkutan umum berbasis jalan menjadi penting. Dengan begitu, pergerakan orang maupun barang menjadi lebih mudah dan lancar. Warga Bankarbakula pun bisa merasakan pelayanan yang hadir di tengah masyarakat. (RYS-IND/HH/GT/ETD)

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU