9376 x Dilihat
Bandara Domine Eduard Osok Sorong Segera Diresmikan
JAKARTA – Pengembangan Bandara Domine Eduard Osok (DEO) di kota Sorong, Papua Barat telah selesai seluruhnya pada Maret 2016. Direncanakan akan segera diresmikan oleh Presiden RI Joko Widodo bersama Menteri Perhubungan Ignasius Jonan pada pekan depan.
Pengembangan bandara DEO dilakukan dimulai pada tahun 2011 hingga awal tahun 2016 yang meliputi pembangunan gedung terminal penumpang menjadi 2 lantai. Fasilitas modern lain yang ditambahkan yaitu : garbarata dan fixed bridge, baggage handling system, lift terminal, x-ray bagasi dan kabin multi view, walkthrough metal detector, dan penambahan fasilitas lainnya seperti: area konsesi, area kerbside dan pembaruan desain interior terminal.
Dalam kurun waktu tersebut, total anggaran APBN yang digunakan yaitu sekitar 236 miliar rupiah. Tentunya anggaran yang digunakan tersebut sepadan dengan manfaat yang didapatkan bagi kota Sorong. Dengan bandara yang dibangun lebih modern dan megah, diharapkan pelayanan jasa transportasi udara di kota Sorong dan sekitarnya semakin meningkat. Dengan begitu,bandara DEO Sorong sebagai pintu gerbang kota Sorong dapat menjadi pemacu Kawasan Timur Indonesia agar dapat terus berkembang maju.
Hal ini sesuai dengan program Nawa Cita yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan; dan meningkatkan kualitas hidup manusia, serta meningkatkan produktivitas rakyat.
Tampilan bandara DEO Sorong tak kalah dengan bandara lainnya di kota-kota besar di Indonesia.Pada bagian eksterior terminal penumpang, terlihat bentuk ornamen unik menyerupai buah pinang yang mencerminkan budaya daerah setempat.
Selain itu, bagian interiornya juga telah dipercantik dan dilengkapi fasilitasnya sehingga menambah kenyamanan penumpang. Dengan gedung terminal penumpang yang diperluas hingga 13.700 m2, Bandara DEO dapat menampung 782 penumpang.
Sebagai bandara pengumpan, bandara DEO Sorong melayani penerbangan berjadwal domestik yang dioperasikan oleh beberapa maskapai diantaranya Garuda Indonesia, Sriwijaya Air dan Ekspress. Selain itu, Bandara DEO juga melayani Penerbangan perintis yang dioperasikan maskapai Susi air ke beberapa wilayah sekitar seperti Ayawasi, Inawatan, Teminabuan, dan Waisai. Dengan panjang 2.060 meter dan lebar 45 meter, runway bandara ini dapat didarati pesawat sejenis Boeing seri 737.
Pergerakan pesawat di salah satu bandara tersibuk dan terbesar di semenanjung kepala burung Papua ini mengalami rata-rata pertumbuhan 3,3 persen tiap tahunnya. Tercatat ada 9000 lebih pergerakan pesawat pertahunnya. Dari sisi penumpang, rata-rata pertumbuhan penumpang pertahunnya mencapai 13,2 persen dimana pada tahun 2014 ada sekitar 500 ribu lebih penumpang. Untuk kargo, rata-rata pertumbuhan kargo pertahunnya cukup pesat sekitar 17,2 persen dimana pada tahun 2014 mencapai 3,06 juta barang per kilo kargo. (RDH/BU/SR/JAB)