4438 x Dilihat
AP. I AND TRANSPORTATION HRDA COMMIT TO CREATE PROFESSIONAL ATC OFFICER
(Jakarta, 17/1/2012) PT Angkasa Pura I (Persero) bekerjasama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Perhubungan bertekad untuk mencetak tenaga Air Traffic Controller (ATC) yang handal dan profesional. Untuk itu kedua pihak sepakat untuk menandatangani kesepakatan (MoU) dalam rangka pelaksanaan kegiatan pendidikan dan pelatihan SDM di bidang penerbangan, pada Selasa (17/1) di gedung Diklat Angkasa Pura 1, Kemayoran, Jakarta.
Metode perekrutan yang dilakukan, berasal dari lulusan S1 yang memenuhi persyaratan. Bagi peserta yang lulus seleksi akan mengikuti pendidikan di Center for Excellence Angkasa Pura I selama 9 bulan, lalu ditempatkan menjadi Junior Air Traffic Control di sejumlah bandara di lingkungan PT Angkasa Pura I.
Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo di Jakarta, Selasa (17/1) mengatakan, metode perekrutan dari S1 merupakan hal yang baru dan pertama kali di Indonesia. Biasanya, calon ATC ini menjalani pendidikan di Curug yang direkrut selepas pendidikan menengah atas. Tapi yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura I justru dari S1.
‘’Dengan metode ini, kita bisa mendapatkan tenaga-tenaga ATC yang cakap dan terampil, profesional serta memiliki wawasan dan pengetahuan setingkat sarjana dalam wakttu singkat. Hal ini kami lakukan untuk mengatasi kekurangan tenaga ATC yang sangat terasa akhir-akhir ini’’ jelas Tommy.
Dijelaskan oleh Tommy, para calon ATC ini akan dididik di class room yang ada di center for Excellence. Selain pendidikan dasar soal ATC, siswa juga akan di berikan pendidikan managerial dan kepemimpinan, sedangkan untuk hal-hal yang sifatnya teknis dan terkait dengan peralatan atau laboratorium, siswa akan di kirim ke Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia (STPI), karena peralatan disana lebih lengkap.
Untuk pendidikan dasar ATC dan kepemimpinan, tenaga pengajarnya berasal dari internal Angkasa Pura I. Adapun untuk pendidikan yang sifatnya teknis, menggunakan tenaga pengajar dari STPI. ‘’Sekalian mempraktekkan peralatan yang ada di Curug,’’ jelas Tommy.
Kepala BP SDM Capt Bobby Mamahit mengatakan, yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura I ini adalah membantu BPSDM dalam mencetak tenaga-tenaga ahli di bidang penerbangan. Karena kalau hanya mengandalkan sekolah-sekolah yang ada di bawah BPSDM tentu saja kurang dapat mengimbangi permintaan pasar.
Sebagai contoh sekolah pilot. STPI Curug setiap tahunnya hanya mampu mencetak 120 penerbang, sedangkan 6 sekolah penerbang swasta yang ada masing-masing hanya mampu mencetak 20 penerbang. Jika di total, setiap tahunnya kita mencetak sekitar 240-250 penerbang. ‘’Sementara itu setiap tahunnya kita membutuhkan 500 penerbang,’’ jelas Bobby.
Mengapa penerbang yang dibutuhkan terus meningkat, hal ini menurut Bobby karena jumlah pesawat yang ada di Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat pesat. Dalam satu hari terdapat sekitar 1.700 trafic yang harus di pandu oleh petugas ATC. Sementara itu petugas ATC yang jumlahnya masih kurang, harus tetap di batasi jam kerjanya.
Oleh karenanya Bobby menyambut baik dan mendukung penuh langkah PT Angkasa Pura I yang ingin mencetak kebutuhan ATC untuk kebutuhan internalnya. (PR)