28277 x Dilihat
Semua Bandara Kini Melakukan Dua Kali Pemeriksaan Bagasi Penumpang
YOGYAKARTA - Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan memastikan, pemeriksaan bagasi penumpang di seluruh bandar udara yang dikelola oleh BUMN maupun oleh Unit Pengelola Bandar Udara (UPBU) akan dilakukan dua kali oleh alat Handling Baggage System (HBS).
Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta yang dikelola oleh PT Angkasa Pura I yang semula menggunakan satu HBS yang posisinya sebelum masuk ruang tunggu, kini sudah kembali menggunakan dua HBS, yaitu sebelum check in dan sebelum masuk ruang tunggu. Demikian juga Bandara Kualanamu Medan, Bandara I Gusti Ngurahrai Bali dan Bandara Sepinggan Balikpapan
"Tadi malam, sebelum terbang ke Jakarta, saya sempatkan untuk melihat sendiri tempat pemeriksaan bagasi penumpang. Memang pemasangannya masih kelihatan tidak teratur tapi sudah saya minta untuk disempurnakan. Yang penting sekarang pemeriksaan bagasi sudah melalui dua HBS lagi," kata Direktur Keamanan Penerbangan Ditjen Perhubungan Udara, Muhamad Nasir Usman di Yogyakarta, kemarin.
Nasir Usman menjelaskan, sebelumnya Kemenhub menginstruksikan pemasangan HBS di bandara cukup satu, sebagaimana yang dilakukan oleh bandara-bandara di luar negeri yaitu untuk pemeriksaan bagasi yang akan dibawa ke kabin pesawat. Sedangkan bagasi yang akan dimasukkan ke dalam pesawat akan melalui HBS yang tersimpan di belakang counter check in. Alat ini nantinya secara otomatis akan memisahkan bagasi yang bisa langsung masuk ke dalam pesawat dengan bagasi yang memerlukan pemeriksaan lanjutan karena diduga ada benda yang mencurigakan.
Diakui oleh Nasir, dengan hanya malalui pemeriksaan satu HSB tidak menutup kemungkinan setelah melakukan pemeriksaan ada barang atau benda berbahaya yang semua di koper kemudian dipindahkan ke dalam tas yang akan dibawa ke kabin pesawat. Karena setelah pemeriksaan, pemilik barang masih bisa mengeluarkan, memasukkan, atau memindahkan benda berbahaya ke tas yang lainnya.
Belakangan dengan berbagai peristiwa terorisme sebagaimana yang terjadi di Bandara Zaventen di Brussels Belgia 22 Maret 2016 yang mengakibatkan belasan orang meninggal dunia, membuat Kemenhub berpikir untuk menggandakan keamanan. "Salah satunya adalah dengan menerapkan pembali pemasangan dua HBS," jelas Nasir Usman.
PT Angkasa Pura I dan II sebagai pengelola bandara juga tidak merasa keberatan dengan kebijakan pemerintah. Karena investasi yang dikeluarkan untuk mengadaan HBS sangat kecil nilainya dibandingkan dengan keamanan dan keselamatan penumpang pesawat terbang. (JO)