4622 x Dilihat
KA JABODETABEK PERLU DIOPTIMALKAN UNTUK ATASI KEMACETAN JAKARTA
(Jakarta, 10/2/1011) Selama ini Kereta Api komuter Jabodetabek belum dapat berfungsi secara optimal, padahal transportasi masssal tersebut merupakan potensi yang bisa dikembangkan tanpa mengeluarkan investasi yang tidak terlalu besar untuk mengatasi kemacetan yang semakin parah di Ibukota Jakarta. Untuk itu perlu lebih dioptimalkan lagi fungsi dari KA komuter Jabodetabek.
Hal tersebut diungkapkan Inspektur Jenderal Kementerian Perhubungan, yang juga sebagai anggota dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Iskandar Abubakar, dalam diskusi bertema Revitalisasi Angkutan Umum Massal di Kawasan Jabodetabek, di Kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (10/2). Acara ini dihadiri oleh Dirjen Perkeretaapian Tunjung Inderawan, Direktur Utama PT. Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) Bambang Wibianto, dan perwakilan dari Dinas Perhubungan Dki Jakarta.
Iskandar mengatakan, kota Jakarta membutuhkan angkutan massal yang mampu menampung penumpang dalam jumlah yang besar. Menurutnya, jikaKereta api Komuter Jabodetabek mampu berjalan secara optimal, tentunya akan dapat mengurangi beban jalan.
Menurut Iskandar, saat ini jaringan Ka Jabodetabek mempunyai jaringan berpola ring radial, suatu pola yang ideal untuk dikembangkan sebagai jaringan angkutan kota dengan 1 ring (loop line) dan 5 buah radial (Tangerang line, Serpong line, Bogor line, Bekasi line dan Tanjung Priok).
Namun Iskandar mengungkapkan, saat ini kondisi Kereta api Komuter Jabodetabek masih belum berfungsi secara optimal, kondisi tersebut dapat terlihat antara lain dari, belum banyaknya frekuensi kedatangan Kereta Api Jabodetabek, sehingga daya angkutnya pun terbatas, selain itu, banyaknya perlintasan sebidang yang menyita waktu perjalanan dan juga kurangnya kenyamanan perjalanan karena di dalam kereta masih banyak pedagang asongan yang masuk terutama pada kereta ekonomi non AC.
Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengatasi kondisi tersebut, menurut Iskandar antara lain dengan mengoptimalisasi infrastruktur yang sudah ada semaksimal mungkin. Caranya adalah bagaimana memanfaatkan secara maksimal jaringan kereta api Jabotabek dengan meningkatkan kualitas pelayanan termasuk meningkatkan frekuensi pelayanan.
“Kerjasamakan lahan disekitar stasiun KA Komuter dengan pengembang, tiketing yang modern dan terpadu dengan moda lainnya termasuk dengan trasnjakarta, serta untuk persilangan sebidang perlu dilakukan pembangunan flyover ataupun underpass untuk mengatasi antrian kendaraan yang panjang dipersilangan sebidang. Untuk mewujudkannya, diperlukan kesamaan visi dan misi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dan dukungan dari Operator (PT. KAI) dan sektor swasta,” tandasnya. (RDH)