Biro Komunikasi dan Informasi Publik - Senin, 28 November 2011

4088 x Dilihat

INDONESIA TERPILIH KEMBALI SEBAGAI ANGGOTA DEWAN IMO 2011-2013

(London, 25/11/2011). Indonesia berhasil terpilih kembali menjadi Anggota Dewan IMO untuk kategori C untuk periode 2011-2013. Kembali terpilihnya Indonesia ditentukan pada 25 November 2011 lalu , dimana telah diselenggarakan pemilihan anggota Dewan IMO periode 2011-2013 yang merupakan bagian dari  sidang Majelis IMO ke-27 yang digelar dari tanggal 21 s.d. 1 Desember 2011 di London, Inggris. Sidang tersebut dihadiri oleh 170 negara yang terdaftar sebagai anggota IMO.

Pada pemilihan kali ini, sebanyak 155 negara dapat memberikan suaranya dalam pemilihan, sedangkan sisanya tidak memiliki hak suara karena  beberapa sebab, diantaranya adalah belum melunasi kontribusi pada International Maritime Organization.

Sesuai hasil pemilihan, Indonesia kembali terpilih menjadi anggota Dewan IMO kategori "C" periode 2011-2013 dengan memperoleh 128 suara dukungan atau peringkat kedua bersama-sama dengan Australia. Sedangkan Singapura berada di peringkat pertama dengan mendapatkan 131 suara dukungan. Pada kategori C ini, selain Indonesia terdapat pula 25 negara lain yang juga mencalonkan diri dan 6 diantaranya adalah kandidat baru.

Berikut adalah hasil lengkap pemilihan anggota Dewan IMO periode 2011-2013:

a. Kategori “A”: terdiri dari 10 negara yang mewakili armada pelayaran niaga internasional terbesar dan sebagai penyedia angkutan laut internasional terbesar, yaitu Italia, Norwegia, Panama, China, Jepang, Rusia, Amerika Serikat, Inggris, Yunani dan Korea. Pada kategori ini, anggota Dewan terpilih secara aklamasi, karena jumlah negara yang mencalonkan sama dengan jumlah kuota.

b. Kategori “B”: terdiri dari 10 negara yang mewakili kepentingan terbesar dalam “International Seaborne Trade”, yaitu Brazil, Spanyol, Argentina, Belanda, Bangladesh, Jerman, India, Prancis, Swedia dan Kanada. Seperti halnya di kategori ”A”, anggota Dewan ini terpilih secara aklamasi karena alasan yang sama.

c. Kategori “C”: 20 negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut, dan mencerminkan pembagian perwakilan yang adil secara geografis, yaitu Singapura, Indonesia, Australia, Siprus, Turki, Filipina, Chili, Malaysia, Afrika Selatan, Meksiko, Bahama, Thailand, Kenya, Belgia, Maroko, Liberia, Jamaika, Malta, Mesir dan Denmark.

Berbagai Upaya Telah Dilakukan Untuk Mendukung Terpilihnya Indonesia Jadi Anggota Dewan IMO 2011-2013

Delegasi Indonesia yang hadir pada Sidang Majelis IMO ke-27 ini, antara lain terdiri dari Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, KBRI London dan intansi pemerintah, BUMN serta asosiasi terkait lainya. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Menteri Perhubungan, E.E. Mangindaan dan didampingi oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI London, Inspektur Jenderal Kemenhub, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) dan Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub.

Sebelum dilakukannya pemilihan, masing-masing negara kandidat dewan IMO diberikan kesempatan untuk menyampaikan pernyataan dan posisi negara dalam agenda pemilihan ini. Dalam pidato kampanye pencalonan Indonesia yang disampaikan oleh Inspektur Jenderal Kemenhub, Iskandar Abubakar ditegaskan bahwa Indonesia berkomitmen penuh untuk mendukung tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh IMO dengan secara aktif menjadi anggota IMO dan meratifikasi konvensi-konvensi IMO termasuk didalamnya berpartisipasi secara aktif dalam mengimplementasikan Non Convention Vessel Standards di perairan Indonesia dan pengembangan VTS.

 Selanjutnya, Iskandar Abubakar juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia telah berhasil menyelenggarakan International Conference on Liability and Compensation Regime of Transboundary Oil Damage Resulting From Offshore Exploration and Exploitation Activities pada tanggal 21 s.d. 23 September 2011 di Bali, Indonesia. Hal ini menunjukan pula komitmen serius Indonesia dalam hal perlindungan lingkungan maritim.

Sebelumnya, pada pembukaan Sidang Majelis IMO tanggal 21 November 2011 yang lalu, Menhub juga telah berkesempatan untuk menyampaikan pidatonya. Dalam pernyataannya Menhub menyampaikan bahwa Indonesia layak menjadi anggota dewan IMO, mengingat luas wilayah dan potensi laut, lokasi strategis diantara jalur-jalur laut perdagangan dunia dan juga komitmen Indonesia terhadap isu-isu maritim khususnya dalam kerangka kerja IMO.

Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki kepentingan besar dalam IMO. Indonesia telah menjadi anggota IMO sejak tahun 1961 dan menjadi anggota dewan sejak tahun 1983 sampai sekarang. Sebelumnya, Indonesia juga merupakan anggota dewan IMO selama tiga periode berturut-turut, sejak tahun 1973 – 1979.

Lebih lanjut, Menhub mengatakan bahwa Indonesia sejak lama memiliki komitmen dalam menjaga keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan laut (safety, security and protection of marine environment). Bagi Indonesia, ketiga hal ini harus senantiasa diupayakan secara bersamaan, mengingat bahwa keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan saling mempengaruhi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan dalam menangani isu-isu maritim. Pandangan ini sejalan dengan IMO, yang memang fokus pada keselamatan dan keamanan maritim, sekaligus juga menekankan pentingnya unsur perlindungan lingkungan laut.

Guna mendukung terpilihnya Indonesia dalam pencalonan Dewan IMO Kategori C, sebelumnya telah dilakukan serangkaian usaha diantaranya, menyampaikan surat permohonan dukungan kepada Menteri-menteri Transportasi dan maritime administration negara-negara anggota IMO. Mengadakan reception di Jakarta dan di London yang telah diselenggarakan dengan sukses di Kedutaan Besar Republik Indonesia di London pada tanggal 22 November 2011. Pada reception dimaksud, hadir perwakilan/delegasi negara-negara Anggota IMO berjumlah kurang lebih 250 (dua ratus lima puluh) orang.

 Dalam sambutan pada reception dimaksud, Ir. Iskandar Abubakar mewakili Menteri Perhubungan menyampaikan komitmen Indonesia dalam menjaga keselamatan, keamanan dan perlindungan lingkungan laut (safety, security and protection of marine environment) dengan meratifikasi dan berkomitmen terhadap 20 konvensi IMO yang mengatur berbagai aspek terkait dengan upaya mewujudkan keselamatan dan keamanan maritim, serta perlindungan lingkungan laut.

Selanjutnya, dalam rangka penggalangan dukungan pada tanggal 24 November 2011 lalu, Pemerintah Indonesia kembali menjamu perwakilan negara-negara IMO dengan menyediakan coffee break di sela-sela sidang IMO di London. Dalam kesempatan tersebut, disamping menyediakan suguhan teh, kopi dan makanan kecil Indonesia juga mempromosikan kebudayaan Indonesia dengan menyajikan tarian tradisional dari Bali  oleh pelajar Indonesia di Glasgow University dan disambut oleh delegasi Indonesia yang menggunakan pakaian adat dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan Bali. Hal tersebut mendapatkan sambutan dan perhatian yang luar biasa dari para peserta sidang yang ditunjukan dengan banyaknya ucapan selamat dan dukungan terhadap Indonesia dalam mencalonkan kembali sebagai anggota dewan IMO. (SLO)

 

Jajak Pendapat

Kementerian Perhubungan RI

Bagaimana proses pelayanan pengaduan di Kementerian Perhubungan?

Memuaskan Kurang Memuaskan Tidak Memuaskan
  MENU