5018 x Dilihat
INDONESIA SUKSES PERTAHANKAN KEANGGOTAAN DI DEWAN IMOÂ
(Jakarta, 28/11/09) Indonesia berhasil mendapatkan dukungan suara untuk masuk kembali dalam keanggotaan Dewan Organisasi Maritim Internasional (International Maritime Organization/IMO) kategori C periode 2009-2011. Pada sidang pemilihan yang digelar di markas IMO, London, Inggris, Jumat, 27 November 2009, tersebut, Indonesia mendapatkan dukungan 132 suara dari 168 negara anggota yang ada.
”Indonesia menjadi negara dengan dukungan suara terbanyak ketiga pada kategori ini, setelah Singapura dan Siprus yang masing-masing mendapatkan dukungan 134 suara dan 141 suara. Sementara 17 negara lainnya mendapatkan jumlah dukungan di bawah Indonesia. Pada periode 2007-2009, Indonesia ada pada posisi keempat,” jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Dephub Bambang S Ervan, Sabtu (28/11).
Sidang pemilihan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Sidang IMO ke-26 yang dilaksanakan sejak 23 November sampai 4 Desember nanti. Menteri Perhubungan Freddy Numberi sebagai Ketua Delegasi RI, hingga saat ini masih berada di London untuk mengikuti sidang tersebut hingga akhir. Di sana, Menhub didampingi Dubes RI di London sebagai Wakil Ketua Delegasi RI, serta sejumlah anggota delegasi yang berasal dari Dephub, Deplu, Ditjen Hubla dan beberapa instansi dan stakeholders lain.
Bambang menambahkan, berdasarkan ketentuan, untuk menjadi anggota Dewan IMO setiap kandidat harus didukung sedikitnya oleh setengah +1 dari jumlah negara anggota IMO, atau minimal 85 suara dari 168 negara yang terdaftar sebagai anggota IMO. Namun hal tersebut tergantung kembali pada jumlah suara pemilih pada saat pemilihan.
Pada pemilihan anggota Dewan IMO periode 2007-2009 lalu misalnya, Indonesia mencalonkan diri sebagai anggota Dewan Kategori “C”. Sesuai hasil pemilihan, Indonesia terpilih dengan memperoleh 114 suara dukungan. Saat itu, jumlah negara yang mencalonkan pada kategori ini adalah 27 negara. Dewan kategori ini terdiri dari 20 negara yang mempunyai kepentingan khusus dalam angkutan laut atau navigasi, dan mencerminkan perwakilan yang adil secara geografis.
Keterpilihan kembali dalam jajaran dewan IMO kian memperkokoh eksitensi Indonesia di mata internasional. Ini juga menjadi bukti bahwa kerja keras Indonesia selama ini dalam meneningkatkan keselamatan pelayaran, keamanan pelayaran dan perlindungan lingkungan maritim, khususnya yang telah dilakukan bersama Negara pantai lainnya di Selat Malaka dan Singapura, tidak menjadi sebuah kesia-siaan.
Selain Indonesia, Singapura, Siprus, negara-negara lain yang juga terpilih menjadi anggota Dewan IMO Kategori C, antara lain Mesir yang memeroleh dukungan 129 suara, Turki (129), Filipina (124), Malta (123), Nigeria (121), Malaysia (118), Afrika Selatan (117), Chili (116), Bahama (113), Denmark (113), Meksiko (113), Kenya (110), Arab Saudi (109), Belgia (102), Australia (101), Jamaika (100), serta Thailand (99).
”Kandidat Kategori C yang tersingkir adalah Kuwait, Marshal Island, Uni Emirat Arab, Cook Island, Iran, serta Pakistan. Mereka gagal masuk karena mendapatkan dukungan suara jauh lebih rendah,” imbuh Bambang.
Kemudian pada jajaran Dewan Kategori A, yang terdiri dari 10 negara yang mewakili armada pelayaran niaga internasional terbesar dan sebagai penyedia angkutan laut internasional terbesar, terpilih Jepang yang mendapatkan dukungan 142 suara, China (18), Korea (138), Italia (131), Yunani (130), Inggris (130), AS (129), Panama (124), Rusia (122), serta Norwegia (109).. Pada sidang pemilihan kategori ini, tersingkir satu negara kandidat, yaitu Liberia yang mendapatkan 101 dukungan suara.
”Sementara untuk Kategori B, sidang memuutuskan secara aklamasi 10 negara anggotanya. Yaitu Argentina, Bangladesh, Brazil, Kanada, Perancis, Jerman, India, Belanda, Spanyol, Swedia,” sambung Bambang. Kesepuluh negara yang masuk dalam Dewan IMO Kategori B merupakan negara-negara yang dianggap mewakili kepentingan maritim terbesar dalam aktivitas perdagangan internasional perdangangan melalui laut tersebesar (International Ship-borne Trade). (DIP)