4547 x Dilihat
VOLCANIC DUST FILLED THE RUNWAY, ADISUTJIPTO CLOSED FOR 1 HOUR 20 MINUTES
(Jogjakarta, 30/10/2010) Bandara Adisutjipto Jogjakarta sempat ditutup sementara akibat tertutupnya landasan pacu (runway) oleh debu vulkanik Gunung Merapi yang kembali meletus, Sabtu (30/10) dinihari. Penutupan oleh pihak pengelola bandara dilakukan selama 1 jam 20 menit, sejak pukul 06.00 hingga 07.20 WIB.
Manager Operasional PT Angkasa Pura I Cabang Bandara Adisutjipto Halendra YW menjelaskan, pentutupan dilakukan semata-mata karena alasan keamanan dan keselamatan penerbangan di bandara tersebut.
Menurutnya, dari 2.200 meter runway yang dimiliki Adisutjipto, sepanjang 1.100 meter di antaranya tertutup debu vulkanik yang dimuntahkan Merapi dengan ketebalan antara 1-2 milimeter.
"Kami menutup bandara untuk membersihkan runway dari debu vulkanik merapi yang melekat di aspal runway dengan mobil pemadam kebakaran. Meski tipis, debu ini berpotensi besar membahayakan keselamatan penerbangan jika tersedot mesin pesawat," jelasnya.
Halendra menambahkan debu vulkanik yang kembali dimuntahkan Gunung Merapi pukul 00.55 WIB, mulai menyentuh areal bandara sekitar pukul 06.00 WIB dengan intensitas tipis hingga sedang.
"Sejak saat itu kami mengambil tindakan menutup sementara bandara untuk membersihkan runway. Kami tidak berani berspekulasi dengan keselamatan untuk tetap membuka bandara sebelum runway dibersihkan, meski jarak pandang bagi pilot melakukan pendarata masih relatif normal, antara 1.200-2.200 meter dan sekarang sudah 4.000 meter, " tegasnya.
Dia menambahkan, akibat penutupan tersebut pasti akan berimbas pada akumulasi delay (penundaan) jadwal penerbangan dari dan menuju Jogja. "Terkait ini, kami memohon maaf kepada seluruh masyarakat yang rencana penerbangannya terganggu dan terpaksa menunggu lama di bandara akibat terkena delay. Sekali lagi, ini kami lakukan untuk menjunjung tinggi keselamatan penerbangan dan penumpang tentunya," ujarnya.
Halendra mengatakan, terkait aktivitas Gunung Merapi, pihaknya menerapkan prosedur sesuai airport contegency plan dan menerapkan juga prosedur penanganan force major untuk mengantisipasi hal-hal yang akan terjadi terkait bencana Merapi saat ini, dengan selalu memantau perkembangan kondisi udara di langit Jogjakarta yang tidak dapat diprediksi secara pasti. Sebagaimana terlihat, hingga pukul 08.00, langit di Jogja dan sejumlah wilayah di sekitar Gunung Merapi masih pekat tertutup debu vulkanik.
"Karena ketidakpastian cuaca dan prediksi pasti yang tidak dapat kita lakukan terhadap aktivitas Merapi, pentupan bandara bisa saja dilakukan lagi jika diperlukan. Kita berdoa saja, semoga saja itu tidak terjadi," pungkasnya.
Pembukaan Bandara Adisutjipto diawali pendaratan Batavia Air dari Balikpapan pukul 07.35 WIB, diikuti penerbangan pertama lima pesawat dari Jogja menuju Makassar, Jakarta, dan Surabaya, yang sempat ditahan selama pembersihan runway dilakukan. Kelima pesawat yang sempat ditahan itu adalah Express Air, Lion Air, Merpati, Batavia Air dan Garuda Indonesia.
"Sebelum Batavia seharusnya Lion Air mendarat lebih dulu pukul 06.25. Tetapi karena bandara masih ditutup, penerbangannya dialihkan ke Surabaya. Sementara kelima pesawat yang kita tahan itu seharusnya take off pukul 06.00 WIB," jelas Halendra.
Berdasarkan pemantauan, akibat penutupan ini sempat terjadi penumpukkan penumpang di terminal pemberangkatan Adisutjipto. Ada sekitar 500-an penumpang yang tertunda pemberangkatannya pagi ini, namun tidak satupun penumpang yang melampiaskan kekecewaannya karena memahami kondisi yang terjadi.
"Kita tahu kondisinya di sini seperti apa dan kita memaklumi, dan memang sudah seharusnya pihak bandara melakukan ini untuk keselamatan kita," ujar Wawan, calon penumpang pesawat Batavia tujuan Pontianak, yang penerbangannya sudah mundur sekitar setengah jam. (DIP)