4912 x Dilihat
PRESIDENT OFFICIALLY ANNOUNCES THE OPERATION OF BIL
(Lombok, 20/10/2011) Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan pengoperasian Bandara Internasional Lombok (BIL), Kamis 20 Oktober 2011 di Lombok, Nusa Tenggara Barat. BIL yang dibangun sejak tahun 2006 yang terletak di lokasi di desa Tanak Awu, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, sekitar 40 km selatan kota Mataram ini secara resmi menggantikan bandara sebelumnya yaitu Bandara Selaparang.
BIL mempunyai luas lahan sekitar 551,8 hektare atau delapan kali lipat dari luas bandara lama (Selaparang), memiliki runway sepanjang 2.750 m dengan lebar 45 m yang mampu didarati oleh pesawat berbadan lebar jenis Boeing 747-767 serta Airbus A320-330. Selain itu Bandara ini mampu menampung kapasitas penumpang lebih banyak dari bandara lama yaitu mampu menampung maksimal hingga 3 juta penumpang pertahunnya.
Berdasarkan data yang diperoleh tim dephub.go.id dari Angkasa Pura I disebutkan bahwa proyek pembangunan BIL senilai Rp. 945,8 Milyar ini dibiayai masing-masing oleh Pihak Angkasa Pura I sebesar 795,8 Milyar, Pemda Propinsi NTB Rp. 110 Milyar dan Pemda Kabupaten Lombok Tengah Rp. 40 Milyar.
Dalam laporannya kepada Presiden, Gubernur Propinsi NTB, Zainul Majdi mengungkapkan kebahagiannya bahwa selesainya Bandara Internasional Lombok ini merupakan bukti nyata bahwa NTB bisa maju dan lebih maju lagi.
“Dengan terwujudnya bandara ini menjadi babak baru bagi peningkatan perekonomian warga secara umum dan peningkatan pariwisata yang kami optimis akan segera tercapai karena kini kami telah memiliki pintu gerbang bagi dunia internasional untuk menunjukkan potensi wisata NTB yang terindah di Indonesia bahkan di dunia,” harapnya.
Dengan mampunya bandara ini didarati oleh pesawat berbadan lebar, Zainul mengharapkan kepada Pemerintah Pusat, agar kedepannya bandara ini dapat digunakan sebagai Embarkasi Haji dan dirinya juga mengharapkan runway di Bandara ini dapat diperpanjang hingga 3000 m.
Sementara, Menteri Perhubungan EE Mangindaan dalam laporannya mengatakan bahwa yang melatarbelakangi dibangunnya BIL ini adalah dikarenakan kapasitas bandara Selaparang sudah tidak mampu lagi menampung pergerakan penumpang di Mataram.
Menhub menyebutkan, di tahun 2010, pergerakan penumpang di Selaprang sudah mencapai 1,4 juta penumpang pertahunnya, sementara kapasitas maksimal bandara ini hanya 800 ribu penumpang pertahunnya. Selain itu diikuti pula penambahan pergerakan pesawat yang meningkat cukup signifikan baik domestik, perintis maupun Internasional. “Hal tersebut membuat bandara Selaparang terasa sesak,” jelasnya.
Dengan hadirnya BIL ini, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dalam sambutannya mengatakan bahwa Bandara ini hadir di waktu yang tepat. Menurutnya, saat ini bisnis angkutan udara nasional meningkat secara signifikan. “Ini menunjukkan ekonomi terus tumbuh, penghasilan masyarakat juga meningkat, meskipun masih harus kita tingkatkan, dan golongan ekonomi menengah makin meningkat. Otomatis penggunaan jasa angkutan udara meningkat,” ucapnya.
Presiden juga menjelaskan bahwa NTB sangat potensial menjadi kawasan tujuan wisata bagi wisatawan domestik maupun Internasional. "Oleh karena itu diperlukan bandar udara bertaraf internasional,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut Presiden juga mendukung penuh Bandara Internasional Lombok menjadi tempat embarkasi penuh, tentu saja lanjutnya, sebelumnya harus memenuhi syarat-syarat yang dibutuhkan untuk menjadi Bandara yang melayani embarkasi dan debarkasi haji penuh. “Saya harap hal tersebut segera dikaji dan dipersiapkan untuk bisa kita wujudkan,” pintanya.
Hadir dalam acara tersebut, antara lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Kesra Agung Laksono, Menlu Marty Natalegawa, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari E Pangestu, Mendikbud M Nuh, Menkominfo Tifatul Sembiring, Mendagri Gamawan Fauzi, Meneg BUMN, Dahlan Iskan, Jaksa Agung Basrief Arief, Ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN) Chairul Tandjung, dan Direktur Utama PT Angkasa Pura I Tommy Soetomo. (RDH)